TEMPO.CO, Kuala Lumpur— Pembunuhan Kim Jong-nam, abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, bagai menyaksikan salah satu film mata-mata Inggris James Bond.
Seperti dilansir The New York Post, Jumat 17 Februari 2017, berdasarkan rekaman kamera pengawas di lokasi kejadian, hanya butuh waktu lima detik sejak serangan dilakukan hingga Jong-nam, pria berusia 45 tahun itu menghembuskan napas terakhir.
Baca: Racun Ditubuh Kim Jong-nam Lebih Mematikan Daripada Sianida
Beberapa saat sebelum eksekusi terjadi, Jong-nam tengah berdiri di meja check-in bandara internasional Kuala Lumpur untuk kembali ke rumahnya di Macau.
Tanpa ia sadari, dua perempuan, salah satunya memakai kaos bertuliskan “LOL” — tengah berdiri di belakangnya menanti kesempatan untuk menyerang.
Saat serangan dilancarkan, Jong-nam tak sempat bereaksi.
Salah satu perempuan tiba-tiba berdiri di depan Jong-nam, menarik perhatiannya. Saat ia lengah, perempuan lain mengenakan sarung tangan gelap menyemprotkan cairan dari belakang tubuhnya ke wajah Jong-nam. Keduanya langsung menghilang di antara kerumunan massa di bandara.
Merasa pening, Jong-nam berjalan menuju kamar mandi bandara tetapi kemudian merasa sangat kesakitan dan kembali ke meja check in. Salah seorang staf maskapai AirAsia mengantarnya ke klinik setelah kondisinya memburuk. Matanya terlihat memejam. Ia sangat kesakitan. Saat diantar menuju rumah sakit Putrajaya, Jong-nam dinyatakan meninggal dunia.
Racun yang disemprotkan ke Kim Jong-nam, diduga ricin atau tetrodotoxin. Kedua racun ini lebih mematikan daripada arsenik.
Doan Thi Huong, 28, ditangkap pada Rabu lalu saat tiba di bandara Malaysia. Polisi mengidentifikasinya berdasar rekaman kamera pengawas saat ia berdiri di dekat antrean taksi pada hari nahas.
Polisi juga menangkap, Siti Aisyah, 25, warga Indonesia, pada Kamis lalu bersama kekasihnya Muhammad Farid Bin Jalaluddin, 26, warga Malaysia.
Seorang sumber kepolisian kepada Telegraph menyebut ada enam tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan Jon-nam.
Namun mereka berenam tidak saling mengenal sebelum aksi dilakukan. Diduga dua perempuan dan empat pria ini direkrut oleh agen asing, kemungkinan besar dari Korea Utara.
THE NEW YORK POST | MIRROR | SITA PLANASARI AQUADINI