Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empat Hakim, Satu Saddam

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bagdad: Presiden Irak yang telah jatuh itu masih tampak rapi dengan setelan jas hitam dan kemeja putih tanpa dasinya. Banyak yang menduga Saddam tak berdasi sebagai lambang usahanya menarik simpati muslim anti-Barat dengan menunggangi mitos lama soal dasi sebagai lambang pembaratan.Dia tentu ingin tampil gagah dengan pakaian koleksinya, karya bekas penjahitnya yang juga menjahitkan pakaian untuk Pervez Musharraf dan Nelson Mandela.Dalam setiap penampilannya di persidangan, Saddam selalu tampil jumawa, melontarkan kata-kata kerasnya, dan berulang kali menolak sidang yang dianggapnya tak punya legitimasi itu.Tapi, dalam sidang Rabu lalu, penampilan dan gaya keras kepala Saddam seperti raib ditelan bumi. Hari itu ia berhadapan dengan ketua hakim baru, Muhammad al-Uraibi Khalifa, yang menggantikan Abdullah al-Amiri.Pada Selasa malam lalu, Perdana Menteri Nuri Kamal al-Maliki memecat Amiri. Hussein al-Duri, pembantu Maliki, mengatakan satu alasannya adalah komentar Amiri dalam pengadilan sepekan sebelumnya, yang mengatakan kepada Saddam bahwa, "Anda bukanlah seorang diktator.""Tidaklah diizinkan hakim menyampaikan opininya," kata Duri kepada televisi Al-Arabiya di Irak.Komentar Amiri memicu kemarahan orang-orang Kurdi dan Syiah, kaum yang tertindas selama Saddam berkuasa, dan menuai kritik bahwa dia terlalu toleran terhadap Saddam.Jaksa sebelumnya telah meminta Amiri diganti setelah hakim itu membiarkan Saddam menyemprot para saksi dari kalangan Kurdi di pengadilan.Ahli hukum Human Rights Watch, Nehal Bhuta, mengatakan menyingkirkan hakim adalah "pelanggaran yang terang-benderang atas independensi pengadilan". International Center for Transitional Justice juga berpendapat serupa.Pergantian hakim juga menjadi masalah karena aturan hanya mengizinkan penggantian hakim pengadilan dengan syarat Dewan Kepresidenan--terdiri atas Presiden Irak Jalal Talabani dan dua wakil presiden--menyetujuinya. Tapi hal ini belum terjadi, kata seorang warga Amerika yang dekat dengan kasus ini kepada New York Times.Yang baru keluar adalah persetujuan kabinet. "Pemerintah Irak merasa hakim itu (Amiri) tak lagi netral sebagaimana terlihat ketika dia menggambarkan Saddam sebagai bukan seorang diktator," kata kabinet dalam pernyataan resminya.Tapi sidang Pengadilan Tinggi Pidana Irak, yang dibentuk khusus untuk menangani perkara Saddam, tetap berjalan dengan dipimpin hakim ketua Muhammad al-Uraibi. Uraibi adalah orang Arab Syiah, sama seperti Amiri, yang berasal dari Amara, tenggara Irak, dan sebelumnya menjadi wakil hakim Amiri.Ia tampil Rabu lalu dalam sidang pertama kasus pembantaian suku Kurdi dalam Operasi Anfal dengan terdakwa Saddam dan enam terdakwa lainnya, termasuk sepupu Saddam, Ali Hassan Majid. Operasi itu mengganyang gerilyawan Kurdi pada pengujung 1980-an dan diduga 180 ribu orang tewas, kebanyakan warga sipil yang dibunuh dengan gas.Badie Arif, pengacara terdakwa, berdiri dan protes atas penggantian hakim itu. "Saya ingin mundur dari sidang ini," katanya.Wadoud Fauzi, pengacara lain, berdiri dan membacakan pernyataan mewakili tim pembela. "Keputusan untuk memecat hakim atas perintah pemerintah menunjukkan bahwa pengadilan ini kehilangan standarnya sebagai sebuah pengadilan yang adil," katanya. "Karena kami meragukan kredibilitas pengadilan, kami memutuskan mundur.""Anda boleh pergi," kata Uraibi dan semua tim pembela keluar sidang. Hakim kemudian memanggil lima pengacara yang ditunjuk pengadilan.Saddam berdiri, menuding hakim, dan mengacungkan tinjunya di mimbar. "Anda harus berurusan dengan kami sebagaimana hukum mengaturnya," teriaknya."Anda tak punya hak bicara," kata hakim tegas."Kau harus mendengar pendapatku!" teriak Saddam sambil memukul jeruji di depannya."Saya hakim pengganti dan akan memutuskan siapa yang harus mendengarkan," balas sang hakim."Bapakmu dulu mengabdi sebagai sersan dalam pasukan keamanan hingga Bagdad jatuh pada 2003," teriak Saddam."Saya tantang Anda di depan publik jika ini menjadi sebuah kasus," kata Uraibi. Pihak keamanan kemudian menyeret Saddam keluar sidang saat hakim berteriak: "Bawa dia keluar! Bawa dia keluar!"Saddam rencananya akan dituntut dalam 12 kasus. Sejauh ini dia baru disidang dalam dua kasus. Kasus pertama, dia didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan atas pembunuhan 148 orang Syiah di Dujail pada 1982. Sidangnya digelar sejak 19 Oktober 2005 dan berakhir pada 27 Juli lalu dan akan dilanjutkan pada 16 Oktober nanti dengan sebuah putusan.Sidang yang berlangsung pekan lalu adalah sidang untuk kasus kedua. Ia didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan dalam Operasi Anfal pada 1988. Kedua persidangan digelar di sebuah ruang sidang yang dijaga ketat di dalam Zona Hijau mirip benteng di Bagdad, Irak.Selama sidang-sidang ini berlangsung, sudah empat hakim yang gonta-ganti memimpin. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mempertanyakan apakah para hakim itu akan mampu mengendalikan sidang karena mereka takut, bila digeser, akan kehilangan perlindungan keamanan.Seorang pejabat Amerika mengaku tak dapat berkomentar apakah hakim Amiri akan kehilangan perlindungan keamanan atau tidak. Tapi, menurut dia, terlalu dini menilai bahwa imparsialitas pengadilan telah dicederai dengan digantinya sang hakim. BBC | AP | AFP | THE BUFFALO NEWS | NEW YORK TIMES | IWANK
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

7 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengangkat Alquran saat berpidato di Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 19 September 2023. REUTERS/Mike Segar
Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

Serangan Iran sebagai balasan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus. Berikut Presiden Iran dari masa ke masa.


Kisah Kapal Pesiar Mewah Saddam Hussein yang Jadi Tempat Minum Teh Nelayan

17 Maret 2023

Pemandangan udara dari kapal pesiar 'Al-Mansur', yang dulunya milik mantan Presiden Irak Saddam Hussein, yang telah terbaring di dasar air selama bertahun-tahun di jalur air Shatt al-Arab, di Basra, Irak 9 Maret 2023.REUTERS/ Mohammad Aty
Kisah Kapal Pesiar Mewah Saddam Hussein yang Jadi Tempat Minum Teh Nelayan

Kapal pesiar mewah milik bekas penguasai Irak, Saddam Hussein, itu tinggal bangkainya.


Menhan AS Kunjungi Irak, Janji Pertahankan Kehadiran Pasukannya

7 Maret 2023

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin disambut di sebelah pesawat oleh Mayor Jenderal Matthew McFarlane, selama perjalanan mendadaknya ke Baghdad, Irak, 7 Maret 2023. REUTERS/Idrees Ali
Menhan AS Kunjungi Irak, Janji Pertahankan Kehadiran Pasukannya

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membuat kunjungan tak resmi ke Irak hampir 20 tahun setelah invasi yang dipimpin AS menggulingkan Saddam Hussein.


Hari-hari Terakhir Presiden Irak Saddam Hussein, Dieksekusi Mati di Tiang Gantungan 16 Tahun Lalu

30 Desember 2022

Saddam Hussein (REUTERS)
Hari-hari Terakhir Presiden Irak Saddam Hussein, Dieksekusi Mati di Tiang Gantungan 16 Tahun Lalu

Saddam Hussein dihukum gantung pada 30 Desember 2006. Ini profil dan hari-hari terakhir Presiden Irak paling diperhitungkan di dunia.


Profil Kota Tikrit di Irak Pasca 15 Tahun Kematian Saddam Hussein

14 Desember 2022

Sejumlah tentara Irak dan Syiah berada di istana Saddam Husein setelah menguasai pusat kota Tikrit, 2 April 2015.  Tentara Irak dan Polisi melakukan parade saat berpatroli usai menguasai wilayah Tikrit.  AP/Khalid Mohammed
Profil Kota Tikrit di Irak Pasca 15 Tahun Kematian Saddam Hussein

Kota Tikrit di Irak dan Saddam Hussein memiliki sejarah yang tak bisa terpisahkan. Bagaimanakah kondisinya kini setelah 19 tahun penangkapan Saddam?


Gerakkan Puluhan Ribu Pendukung Jumatan di Lapangan Saddam, Siapa Moqtada al-Sadr?

6 Agustus 2022

Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr berkumpul untuk salat Jumat di Grand Festivities Square di dalam Zona Hijau, di Baghdad, Irak 5 Agustus 2022. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Gerakkan Puluhan Ribu Pendukung Jumatan di Lapangan Saddam, Siapa Moqtada al-Sadr?

Puluhan ribu pengikut ulama Syiah, Moqtada al-Sadr, salat Jumat di lapangan Saddam di Baghdad, bagian dari upaya gagalkan pembentukan pemerintahan


Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

3 Agustus 2022

Saddam Hussein (REUTERS)
Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

Tepat, 2 Agustus tahun 1990 atau 32 tahun silam. Irak menginvasi Kuwait yang diperintahkan Presiden Saddam Hussein.


Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki dan Sosok Saddam Hussein

15 Juli 2022

Arloji bergambar Saddam Hussein.[Arab News]
Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki dan Sosok Saddam Hussein

Revolusi Irak yang terjadi 14 juli 1958 menyimpan banyak sejarah penting bagi Timur Tengah dan dunia.


Louis XVI hingga Saddam Hussein, Tokoh-Tokoh Dunia yang Dieksekusi Mati

11 Oktober 2021

Saddam Hussein (REUTERS)
Louis XVI hingga Saddam Hussein, Tokoh-Tokoh Dunia yang Dieksekusi Mati

Vonis pengadilan paling berat yang dijatuhkan kepada seseorang adalah hukuman mati.


Hari Ini Pemilu Irak Digelar, Diikuti 167 Partai

10 Oktober 2021

Seorang wanita memindai jarinya untuk memverifikasi identitasnya sebelum memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan parlemen, di Kerbala, Irak, 10 Oktober 2021. REUTERS/Abdullah Dhiaa Al-deen
Hari Ini Pemilu Irak Digelar, Diikuti 167 Partai

Pemilihan umum digelar di Irak, Minggu, 10 Oktober 2021 di tengah ancaman boikot pemilih yang tidak percaya pada demokrasi