TEMPO.CO, Yangon -Tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi meminta angkatan bersenjata dari seluruh kelompok suku menandatangani perjanjian gencatan senjata. Suu Kyi lalu mengajak mereka bergabung dalam Konferensi Panglong Abad 21.
Suu Kyi menyampaikan permintaannya itu saat mengikuti peringatan Hari Persatuan Myanmar pada hari Minggu, 12 Februari 2017. Acara diadakan di tempat ayahnya, Jenderal Aung San sebagai pahlawan kemerdekaan, menandatangani perjanjian damai 70 tahun lalu.
Baca juga:
Bertemu Utusan PBB, Suu Kyi: Istilah Rohingya Tak Digunakan
Suu Kyi Marah Ditanya Soal Muslim, Terbit Petisi Cabut Nobel
"Saya meminta semua kelompok suku yang belum menandatangani perjanjian gencatan senjata untuk mempercayai diri anda sendiri dan menandatanganinya dan silahkan berpartisipasi di acara kita Konferensi Panglong Abad 21," kata Suu Kyi seperti dikutip dari The Globe and Mail.
Dalam acara itu, Suu Kyi dan partai yang didirikannya, Liga Nasional Demokrasi (NLD) berjanji akan menempatkan perdamaian sebagai prioritas utama ketika dirinya dan partainya memenangkan pemilihan umum setahun lalu.
Namun Suu Kyi kemudian dalam tekanan karena mengabaikan penderitaan yang dialami muslim Rohignya dan gagal menghentikan tindakan kekerasan terhadap suku minoritas lainnya di Myanmar.
Hari Persatuan untuk memperingati Perjanjian Panglong yang digagas Aung San bersama pemimpin suku Shan, Kachin, dan Chin. Perjanjian itu berisikan kesepakatan pemberian otonomi kepada etnis minoritas.
Lima bulan setelah penandatanganan perjanjian Panglong, Aung San dibunuh.Sejak itu, pemerintahan militer tak melanjutkan kesepakatan Panglong.
THE GLOBE AND MAIL | MARIA RITA