TEMPO.CO,Phnom Penh—Ojek adalah transportasi yang biasa ditemukan di Kamboja. Tapi, jarang sekali terlihat pengendara ojek perempuan, apalagi yang khusus mengantar turis berkeliling kota.
Seperti dilansir BBC, 5 Februari 2017, Renou Chea melihat kesempatan ini dengan membuka Moto Girl Tour.
Dengan moto “Mengantar Anda berkeliling Phnom Penh bersama pengendara muda dan cantik,” Moto Girl Tour kini menjadi salah satu usaha transportasi yang diperhitungkan di Kamboja.
Baca: Unik, Foto Keluarga 500 Orang di Cina Ini Gunakan Drone
Renou memperoleh ide usaha dari bibinya. “Bibi menceritakan para siswi sekolah yang menjadi pengemudi ojek di Thailand,” kata perempuan berusia 26 tahun itu.
Mengendarai sepeda motor sejak bangku sekolah dan piawai berbahasa Inggris, Renou berpikir menjadi pengemudi ojek sekaligus pemandu wisata bagi turis asing adalah pekerjaan yang mengasyikkan.
Memiliki ilmu akuntasi, Renou juga dapat melihat kesempatan bisnis besar. Kementerian Pariwisata Kamboja melaporkan sedikitnya lima juta wisatawan asing mengunjungi negara ini pada 2015.
Renou kemudian merekrut adik perempuannya, Raksmey Chea, 23, dan Sreynich Horm, 22, serta seorang pengendara perempuan lain. Mereka berempatlah yang menjadi tulang punggung Moto Girl Tour.
Namun sebelum memulai usaha pada awal 2016, mereka harus meyakinkan keluarga masing-masing bahwa pekerjaan ini aman.
Di Kamboja, perempuan cantik yang berhubungan dengan turis asing biasa dianggap sebagai pekerja seks.
“Masyarakat kerap berpikir kami bukan perempuan baik-baik,” ujar Renou, yang mengenakan kaos seragam ketat berwarna merah.
Mengingat stigma ini, keluarga khawatir penumpang ojek akan melakukan pelecehan seksual terhadap mereka.
Renou tidak menyerah. Ia membuat aturan bahwa penumpang tidak boleh memeluk pengendara dan harus memegang besi di belakang bangku penumpang.
Saat tur malam hari atau keluar kota, para pengendara cantik ini akan bekerja bersama.
Meski mereka bertubung langsing, para perempuan cantik ini menegaskan mampu membawa penumpang yang rata-rata bertubuh besar.
Bahkan Vespa yang menjadi kendaraan mereka, memiliki berat dua kali lipat dari berat sang pengemudi.
Keahlian dalam berkendara menurut Renou karena dirinya selama bertahun-tahun membantu sang ayah menjadi pengantar barang.
Apalagi, sebagai pengendara motor perempuan, ia berkendara dengan jauh lebih hati-hati.
Hal ini diamini oleh Hong Ly, Manajer Tamu di Mito Hotel.
"Para wisatawan menyukai mereka (pengendara ojek perempuan) karena berkendara dengan pelan dan tidak melanggar aturan lalu lintas,” ujar Ly, yang memasang brosur Moto Girl Tour di meja resepsionis.
Chanel Sinclair, wisatawan asal Australia, adalah salah satu pelanggan yang pernah menggunakan jasa Moto Girl Tour.
Pengacara berusia 31 tahun itu menyatakan puas atas layanan mereka saat mengunjungi Phnom Penh untuk pertama kali pada musim semi 2016.
“Saya diberi minum air putih dingin dan pengemudi membantu saya menawar barang,” tutur Sinclair, girang.
Kenangan indah lain dirasakan fotografer asal Skotlandia, Ross Kennedy. Pria berusia 44 tahun itu menyewa jasa ojek Moto Girls pada Maret 2016.
Tur Kennedy di luar ibu kota itu diawali dengan tak sengaja menggangu upacara pernikahan hingga mengunjungi doa biksu Budhha pada petang harinya. “Ini adalah memori indah yang membuat kunjungan ke Kamboja menjadi spesial.”
BBC | SITA PLANASARI AQUADINI