TEMPO.CO, Jenewa - Perserikatan Bangsa-Bangsa memohon komunitas internasional memberikan sumbangan sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 15,9 triliun agar warga Yaman tidak tewas kelaparan.
Seperti dilansir Reuters, Rabu, 8 Februari 2017, PBB menyatakan dana sebesar itu dapat memberi makan dan bantuan kemanusiaan lain bagi 12 juta warga Yaman yang terdampak perang saudara sejak dua tahun terakhir.
Baca: Perang di Yaman, Unicef: Setiap 10 Menit Satu Anak Tewas
“Jika tidak ada aksi cepat, kelaparan sudah di depan mata pada 2017. Kurang gizi meningkat dengan sangat pesat,” kata Stephen O'Brien, koordinator urusan kemanusiaan dan bantuan darurat PBB, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss.
"Sekitar 7,3 juta penduduk Yaman sudah tidak tahu lagi memperoleh makanan di mana,” ucapnya sambil merujuk infrastruktur dan institusi Yaman yang telah hancur.
Yaman jatuh dalam konflik bersenjata setelah koalisi Arab Saudi menyerang kelompok pemberontak Syiah Houthi yang mengkudeta Presiden Hadi pada Maret 2015.
Sedikitnya sepuluh ribu orang dilaporkan tewas. Sedangkan 3,3 juta lain, 2,1 juta di antaranya anak-anak, dalam kondisi gizi buruk, termasuk di dalamnya 460 ribu anak berusia di bawah 5 tahun yang berisiko tewas akibat penyakit pneumonia atau diare.
Jamie McGoldrick, koordinator urusan kemanusiaan PBB di Yaman, menuturkan 55 persen fasilitas kesehatan sudah tidak beroperasi. Seedangkan Kementerian Kesehatan tidak memiliki anggaran operasional.
"Banyak orang tidak bisa mendatangi pusat pemberian makanan ataupun rumah sakit karena tidak ada transportasi. Banyak pula yang tewas tanpa tercatat karena meninggal di rumah dan belum dicatat,” ujar McGoldrick.
Sebanyak 19 juta warga Yaman, sekitar dua per tiga dari keseluruhan populasi, kini membutuhkan bantuan dan perlindungan.
"Serangan udara dan baku tembak mempengaruhi korban tewas warga sipil serta membahayakan pengiriman bantuan kemanusiaan.”
Pelabuhan utama Yaman, Hodeida, rusak parah. Hal itu menyulitkan 30 kapal yang akan berlabuh untuk mengirim pasokan makanan. McGoldrick mengatakan sanksi Saudi terhadap pelabuhan itu turut menyulitkan situasi.
Badan dunia untuk anak-anak, Unicef, melaporkan, sekitar 63 ribu anak-anak Yaman tewas pada tahun lalu karena gizi buruk.
"Di Yaman, jika bom tidak membunuhmu, kematian perlahan yang akan datang, karena kelaparanlah yang mengancam,” tutur Jan Egeland, Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia.
REUTERS | MIC | SITA PLANASARI AQUADINI