TEMPO.CO, London - Lebih dari 55 persen warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan. Mereka mengaku lelah dengan kehadiran para imigran itu.
Persentase ini diperoleh dari polling yang dilakukan Royal Institute of International Affairs, atau dikenal sebagai Chatham House, terhadap 10 ribu orang dari 10 negara Eropa. Hasil polling itu dirilis pada Selasa, 7 Februari 2017.
Baca juga:
Baca juga:
Negara Eropa Mulai Mencemaskan Pengaruh Imigran Muslim
Warga Jerman Enggan Berhubungan dengan Muslim
Penolakan terhadap imigran dari negara-negara muslim itu disuarakan oleh responden dari Austria, Polandia, Hungaria, Prancis, Belgia, Jerman, dan Yunani.
"Dengan mengecualikan Polandia, negara-negara ini sudah menjadi pusat krisis pengungsi atau mengalami serangan dari teroris dalam beberapa tahun terakhir," ujar Chatham House dalam rilis hasil polling-nya yang dikutip dari Russia Today, Rabu, 8 Februari 2017.
Sebanyak 20 persen responden memilih menerima imigran dari negara-negara muslim dan 25 persen responden tidak memberikan pendapatnya.
Sebagian besar responden yang menolak masuknya imigran dari negara-negara muslim ke Eropa berstatus pensiunan dan berusia di atas 30 tahun. Adapun responden yang berada di bawah usia 30 tahun cenderung tidak menolak kehadiran para imigran itu.
Penolakan juga datang dari responden yang berpendidikan lebih rendah. Sebanyak 59 persen responden yang berpendidikan sekolah menengah menolak masuknya imigran dari negara-negara muslim. Sebanyak 48 persen responden yang berpendidikan tinggi justru mendukung para imigran.
Polling ini diadakan untuk menanggapi kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melarang masuknya imigran dari tujuh negara mayoritas muslim.
Selain itu, hasil polling Chatham House bukan yang pertama menunjukkan hasil kecenderungan sikap negatif warga Uni Eropa terhadap muslim. Pada Juli 2015, survei Pew Research Center yang berkantor di Amerika Serikat mengungkapkan betapa banyak warga Eropa yang tidak menyukai muslim. Hungaria berada di urutan pertama (72 persen), disusul Italia (69 persen), dan Polandia (66 persen).
RUSSIA TODAY | MARIA RITA