Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gadis Afganistan Menembus Batas dengan Wushu

image-gnews
Sima Azimi, menunjukkan gerakan Wushu pada murid-muridnya saat berlatih di puncak bukit bersalju di Kabul, Afganistan, 29 Januari 2017. Wanita cantik itu saat ini memiliki 20 murid yang belajar di klub Shaoulin Wushu di Kabul. REUTERS/Mohammad Ismail
Sima Azimi, menunjukkan gerakan Wushu pada murid-muridnya saat berlatih di puncak bukit bersalju di Kabul, Afganistan, 29 Januari 2017. Wanita cantik itu saat ini memiliki 20 murid yang belajar di klub Shaoulin Wushu di Kabul. REUTERS/Mohammad Ismail
Iklan

TEMPO.CO, Kabul - Di puncak gunung bersalju di Ibu Kota Kabul bagian barat, sekelompok gadis Afganistan berlatih gerakan wushu, olahraga yang dikembangkan dari seni bela diri kung fu.

Dengan mengenakan baju merah jambu lengkap dengan penutup kepala atau hijab, gadis-gadis tersebut melakukan gerakan peregangan, pelenturan, dan hunjaman pedang ke udara.

Baca: Arnold Schwarzenegger Ajak Donald Trump Tukar Pekerjaan

Di antara gadis-gadis usia belasan tersebut, terdapat seorang wanita yang usianya sedikit lebih tua dari mereka dan posturnya lebih besar.

Dialah Sima Azimi, remaja 20 tahun yang menjadi pelatih sekaligus pemilik perguruan wushu di negara yang membatasi pergerakan kaum Hawa.

Shaolin Wushu Club yang berada Kota Kabul, pusat tempat tinggal komunitas etnis Syiah Hazara, merupakan pengecualian yang langka.

Menurut Azimi, wushu tidak hanya mengajarkan bela diri, tapi juga menyehatkan tubuh dan jiwa. Azimi mulai mempelajari wushu sejak tinggal di Iran. Di negara itu, dia memenangi medali emas dan perunggu dalam kompetisi.

Dia kemudian memutuskan pindah ke Kabul dan membuka pelatihan seni bela diri tersebut setelah didorong ayahnya. Kini kegiatannya tersebut telah berjalan selama setahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Aku mengajarkan gadis-gadis Afghanistan untuk menguatkan kemampuan mereka, sehingga gadis-gadis itu dapat meningkatkan diri mereka sebagaimana gadis-gadis lain di dunia," ucap Azimi.

"Ambisiku adalah melihat murid-muridku bisa ikut bagian dalam kejuaraan internasional dan memenangi medali untuk negara mereka."

Seni bela diri adalah salah satu olahraga yang populer di Kabul. Tapi cukup sulit bagi anak-anak yang ingin bergabung dengan Grup Shaolin Wushu karena takut terhadap berbagai gangguan, termasuk pelecehan dan kekerasan lain.

"Tantangan terbesar yang kita hadapi adalah tidak aman," ujar Zahra Timori, 18 tahun. "Kami sulit pergi ke klub karena masalah ini."

Gadis-gadis itu berharap olahraga ini dapat menciptakan suasana yang lebih aman di Afganistan, melawan kenyataan sehari-hari yang harus mereka hadapi.

Rahmatullah Azimi, ayah Sima, berharap suatu saat nanti anak-anak perempuan dari etnis selain Hazara juga dapat bergabung di padepokannya.

REUTERS | YON DEMA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

2 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

47 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.


International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

47 hari lalu

Salah satu turunan tuntutan utama aksi International Women's Day Jogja 2024 berupa akses pendampingan bagi korban kekerasan difabel, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"


Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

8 Februari 2024

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

Abdul Qayoum Safi asal Afganistan lulus dari Magister Ilmu Komunikasi Unpad dengan IPK tertinggi 4,00.


6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan. Foto: Flickr
6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.


Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.


Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Audiens mendengarkan pidato Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat sesi tahunan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss pada Senin, 27 Februari 2023. Dok: Kementerian Luar Negeri
Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.


Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Suporter Iran membentangkan poster  bertuliskan
Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.


Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023

Aktivis hak asasi manusia Iran dan wakil presiden Pusat Pembela Hak Asasi Manusia (DHRC) Narges Mohammadi. Mohammadi family archive photos/Handout via REUTERS
Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran yang kini masih dipenjara, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023.


Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Gambar calon presiden Argentina Sergio Massa, Patricia Bullrich, Horacio Rodriguez Larreta, dan calon presiden Javier Milei, di Buenos Aires, Argentina, Juli 2023. REUTERS/Agustin Marcarian dan Matias Baglietto/File Foto
Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.