TEMPO.CO, Ramallah - Pasukan keamanan Israel akhirnya berhasil mengosongkan permukiman Yahudi ilegal di dekat Ramallah setelah dua hari terjadi bentrokan dengan penghuni.
Seperti dilansir CNN, Jumat, 3 Februari 2017, polisi Israel pada Kamis lalu berhasil menggusur sekitar 800 warga dari 330 keluarga yang tinggal di permukiman Amona.
Penggusuran ini sesuai dengan putusan Mahkamah Agung Israel bahwa pemukiman itu dibangun secara ilegal di tanah pribadi warga Palestina.
“Operasi penggusuran berhasil diselesaikan pada Kamis,” kata Micky Rosenfeld, juru bicara kepolisian Israel kepada CNN.
Baca: Temui Menlu Prancis, Menlu Retno Tegaskan Dukungan RI bagi Perdamaian Palestina
Pada Kamis pagi, polisi bergerak menggusur 42 keluarga terakhir yang masih bertahan.
Polisi mengaku berhasil membujuk 70-150 pemukim anarkistis yang membarikade diri mereka di sinagoga, rumah ibadah Yahudi, di permukiman untuk pergi dengan sukarela.
Ratusan aktivis sayap kanan menerobos blokade jalan tentara pada Rabu pagi lalu untuk menunjukkan dukungan bagi warga Amona. Adapun ribuan warga yang berunjuk rasa melempari petugas dengan batu dan barang-barang yang terbakar.
Sebanyak 13 orang ditangkap dan sekitar 60 petugas terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa. Pengunjuk rasa dan pemukim yang marah berteriak kepada polisi bahwa "Orang Yahudi tidak mengusir orang Yahudi."
Amona didirikan pada 1990-an di sebuah tanah pribadi di dekat Kota Ramallah, Tepi Barat.
Mahkamah Agung Israel memutuskan pada 2014 bahwa permukiman Amona dibangun di atas tanah pribadi warga Palestina dan harus dihancurkan sebelum 8 Februari 2017.
Para pejabat ultra-konservatif Israel telah berjuang membatalkan keputusan itu.
Namun warga Palestina sebagai pemilik sah tanah di Amona belum mengetahui cara untuk dapat mengambil kembali haknya itu.
“Saya sedang mencari cara untuk bisa pindah ke Amona. Jika bisa, saya akan bahagia sekali,” ujar Ibrahim Yaqoub, 56 tahun, yang terusir dari tanah warisannya dua dekade lalu.
Yaqoub, yang kini tinggal di Desa Ein Yabrud, dekat Ramallah, berencana menanami tanah itu dengan pohon zaitun, tomat, lentil, dan gandum. “Tanah itu sangat subur, pasti dapat ditanami tumbuhan apa pun,” tuturnya.
Wali Kota Silwad, kota di Palestina yang membawahi Amona, menyebutkan kemenangan ini hanya separuh.
“Para pemukim ilegal memang digusur. Tapi, sebagai gantinya, Israel akan membangun permukiman ilegal lain di Tepi Barat,” kata Abdulrahman Salih, Wali Kota Silwad.
Penggusuran warga Amona terjadi beberapa jam setelah pemerintah Israel mengumumkan rencana pembangunan 3.000 rumah baru di sejumlah permukiman ilegal lain di Tepi Barat.
CNN | THE JERUSALEM POST | VOA | SITA PLANASARI AQUADINI