TEMPO.CO, Bucharest - Sedikitnya 150 ribu penduduk Rumania berunjuk rasa di Bucharest, ibu kota Rumania, setelah Perdana Menteri Sorin Grindeanu mengesahkan dekrit membebaskan lusinan narapidana korup dari penjara.
Warga Rumania memenuhi Kota Bucharest dan kota-kota lain untuk memprotes keluarnya dekrit. Unjuk rasa ini, seperti dilansir BBC, 2 Februari 2017, merupakan yang terbesar yang pernah terjadi di Rumania.
Mereka meneriakkan kata-kata "Mundur" dan "Pencuri".
Berita terkait:
Diprotes, Rumania Akan Bebaskan 3.000 Napi Termasuk Koruptor
"Peluang kami kecil, tapi penting untuk melawan," kata Gabriela Constantin, pengunjuk rasa yang berprofesi sebagai arsitek.
"Kami datang untuk melindungi negara kami dari para kriminal yang berusaha menghapus penegakan hukum di Rumania, melindungi hak-hak kami dan kepentingan kami, bukan untuk kepentingan mereka," ujar Nicolae Stancu, pengunjuk rasa lain.
Unjuk rasa digelar beberapa jam setelah Uni Eropa memberikan peringatan kepada Rumania yang mundur dalam upaya memberangus korupsi dengan keluarnya dekrit itu.
"Pemberangusan korupsi butuh upaya lebih maju, bukan dibinasakan. Kami mengikuti perkembangan terbaru di Rumania dengan kepedulian yang sungguh," ucap Jean-Claude Juncker, Kepala Komisi Uni Eropa.
Grindeanu mengeluarkan dekrit dengan alasan mengurangi kapasitas penjara yang sudah berlebih. Namun para pengkritiknya menilai dekrit itu dibuat perdana menteri usungan partai Sosial Demokrat tersebut untuk membebaskan teman-temannya yang dibui karena korupsi.
Dekrit yang dibuat Grindeanu ini menyatakan tidak mengkriminalkan terpidana dan pelaku penyelewengan kekuasaan akan dihukum masuk bui jika terlibat korupsi dana negara dengan jumlah lebih dari 44 ribu euro atau sekitar Rp 634,7 juta.
Jika merujuk pada dekrit ini, Ketua Partai Sosial Demokrat Liviu Dragnea dipastikan bebas dari bui. Ia dibui dua tahun atas tuduhan korupsi dana negara sebesar 24 ribu euro. Dekrit ini diduga kuat untuk kepentingan pembebasan Dragnea dan rekan-rekan separtainya.
BBC | MARIA RITA