TEMPO.CO, Seoul - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, mengumumkan pada Rabu, 1 Februari 2017 bahwa ia tidak akan maju dalam pemilihan presiden Korea Selatan.
"Saya akan menarik diri dari politik. Saya minta maaf karena mengecewakan banyak orang," kata Ban dalam konferensi pers di Seoul pada Rabu, 1 Februari 2017, seperti yang dilansir South China Morning Post.
Berita terkait:
Akhiri Krisis, Ban Ki-moon Siap Jadi Presiden Korea Selatan
Setelah menyelesaikan masa jabatanannya memimpin PBB selama sepuluh tahun, Ban dikatakan akan mencalonkan diri pada pemilihan presiden Korsel tahun ini.
Meskipun Ban tidak pernah secara resmi menyatakan pencalonannya, Ban dilaporkan kerap melakukan serangkaian penampilan di hadapan publik dan secara luas diyakini akan bergabung dengan partai berkuasa, Saenuri.
Kemudian beredar rumor bahwa pencalonan Ban akan tersandung menyusul serangkaian skandal yang terjadi di negeri gingseng tersebut.
Mulai dari pemakzulan terhadap Presiden Park Geun-hye yang merupakan kader partai Saenuri atas dugaan korupsi, tuduhan korupsi beberapa kerabatnya dan beredar luas fotonya yang tengah mencoba untuk memasukkan uang ke mesin tiket.
Dalam pengumumannya, Ban juga menumpahkan kekecewaan terhadap rumor dan berita palsu terkait dirinya. Dia menganggap berita itu telah menyakiti dia dan keluarganya.
"Patriotisme dan aspirasi murni saya telah menjadi korban fitnah yang membuat saya seolah-olah memiliki kepribadian buruk," kata Ban sebelum membungkuk lalu menarik kertas dan meninggalkan panggung.
Dukungan pada pria berusia 72 tahun tersebut menurun cepat dalam jajak pendapat. Dari 20,3 persen saat ia pulang ke Korsel awal Januari 2017 menjadi 13, 1 persen sesaat sebelum pengumuman ini.
Dalam kariri politiknya, Ban tidak pernah bergabung dengan partai politik Korea Selatan, meskipun ia menjabat menteri sebagai Menteri Luar Negeri di masa mendiang Presiden liberal Roh Moo-Hyun pada 2004 hingga 2006.
SOUTH CHINA MORNING POST|ABC ONLINE|YON DEMA