TEMPO.CO, Astana - Iran menentang kehadiran utusan Amerika Serikat dalam perundingan masalah konflik Suriah di Astana, Kazakhstan, Senin, 23 Januari 2017.
Sebelumnya, Rusia salah satu negara sponsor perundingan damai Suriah bersama Turki dan Iran sepakat mengundang AS sebagai pengamat.
"Kami tidak mengundangnya dan menentang kehadiran mereka di sini," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif pada 17 Januari 2017, kepada kantor berita Iran Tasnim sebagaimana dikutip Radio Free Europe/Radio Liberty.
Iran sepertinya kalah pengaruh dengan Rusia terhadap persoalan Suriah. Namun demikian Iran bersikeras tetap menolak kehadrian utusan pemerintahan Donald Trump ke Astana sebagaimana disampaikan oleh Rusia dan Turki.
"Sejumlah pejabat AS memberikan sinyal ikut serta dalam pertemuan di Astana, Kazahkstan," tulis Al Arabiya, Senin.
Bagi negeri mullah, Suriah itu memiliki kepentingan strategis sehinga harus dibela mati-matian.
"Jika musuh menyerang kami dan mengambil alih Suriah atau Khuzestan -wilayah kaya sumur minyak di sebelah barat Iran- maka kami akan memutuskan menjaga Suriah. Sebab jika menjaga Suriah, kami dapat mengambil kembali Khuzestan," kata ulama senior iran, Mehdi Taeb.
Taeb melanjutkan, "Tetapi jika kami kehilangan Suriah, kami akan kehilangan Teheran."
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN