TEMPO.CO, Yerusalem – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di Gedung Putih, pada awal Februari 2017.
Undangan itu dikeluarkannya setelah ia berbincang dengan Netanyahu tentang ancaman Iran serta upaya perdamaian Israel-Palestina dan stabilitas di Timur tengah melalui telepon pada Minggu, 22 Januari 2017.
Berita terkait:
Donald Trump Dilantik, Israel Bangun 500 Rumah di Yerusalem
Yordania: Bencana, Jika Trump Pindahkan Kedubes ke Yerusalem
”Dalam percakapan itu, kedua pemimpin setuju untuk melanjutkan kerja sama erat tentang isu regional, termasuk ancaman oleh Iran,” demikian pernyataan Gedung Putih.
Trump juga mengatakan kepada Netanyahu bahwa perdamaian antara Israel dan Palestina hanya dapat dinegosiasikan secara langsung di antara kedua pihak. AS akan membantu mencapai tujuan tersebut.
”Presiden Trump mengatakan dia ingin menantunya, Jared Kushner, yang dilantik pada hari Minggu sebagai penasihat seniornya, memimpin upaya itu,” demikian pernyataan Gedung Putih, seperti yang dilansir New York Times pada 22 Januari 2017.
Percakapan dengan Netanyahu yang digambarkan sebagai sesuatu yang sangat bagus muncul setelah Trump mengumumkan dirinya telah mulai menjangkau sekutu lainnya. Termasuk mengatur pertemuan dalam beberapa hari mendatang dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto.
Trump belum melakukan kontak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Seorang juru bicara Kremlin mengatakan pada Sabtu, 21 Januari 2017, tentang kesiapan Putin bertemu dengan Trump, yang mungkin akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan.
NEW YORK TIMES | WASHINGTON POST | CNN | YON DEMA