TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan memberikan ucapan selamat kepada Donald John Trump, Presiden Amerika Serikat ke-45. Utusan Indonesia yang hadir dalam acara tersebut adalah Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Budi Bowoleksono.
“Tentu, pemerintah Indonesia akan berikan ucapan selamat kepada Presiden AS ke-45, atas pelantikannya siang hari ini waktu setempat di Washington DC,” kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Mohammad Anshor lewat pesan singkat kepada Tempo, Jumat, 20 Januari 2017.
Anshor menyatakan selama ini Pemerintah RI tidak terpancing untuk ikut dalam kegaduhan merespon ucapan oleh dan penilaian terhadap Donald Trump sebagai calon presiden maupun sebagai presiden terpilih. Hal ini lantaran pandangan yang disampaikannya dalam kapasitas pada tahap tersebut bukan kebijakan yang layak ditanggapi secara resmi.
“Namun kita terus memonitor dan mencermati utk antisipasi kecenderungan kebiijakan pemerintah AS di bawah Presiden Trump nantinya. Kita juga mengikuti dan mencermati penunjukan calon-calon yang akan duduk dalam kabinet pemerintahan baru AS,” kata Anshor.
Dia menambahkan setelah pelantikan hari ini, Indonesia akan menunggu kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang baru. Terutama mengenai masalah-masalah yang menjadi kepentingan dan perhatian Indonesia baik pada tingkat bilateral, regional dan global.
Anshor mengungkapkan saat Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Donald Trump, Pemerintah Indonesia siap untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan AS di bawah Presiden Trump , terutama kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasii untuk kemakmuran rakyat kedua negara.
“Kita siap meningkatkan kemitraan dengan AS untuk isu-isu yang menjadi perhatian bersama untuk stabilitas dan keamanan regional dan global. Kira berharap AS terus memainkan peran konstruktif di kawasan, “ kata Anshor.
Menjawab pertanyaan, soal apakah pemerintah RI sudah mulai mempersiapkan peluang di bawah pemerintahan Trump, Anshor memastikan bahwa Indonesia telah mengambil langkah antisipasi. “Tentu, kita melakukan langkah-langkah antisipatif, termasuk kemungkinan penyesuaian yang perlu kita lakukan dalam keterlibatan secara bilateral dengan pemerintah AS yang baru, penyesuaian penentuan prioritas, strategi dan pendekatan ,” kata Anshor.
Terkait rencana Trump untuk mundur dari kerangka kerja sama ekonomi Kemitraan Transpasific Partnership (TPP), Anshor mengingatkan bahwa Indonesia belum menjai bagian dari TPP. “Dengan AS menarik diri, secara teknis TPP bubar. Jadi niat Indonesia untuk b ergabung tidak relevan lagi,” kata mantan Wakil Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk Markas Perserikatan Bangsa-bangsa di New York Amerika Serikat tersebut.
Dia juga tidak mau berkomentar panjang soal apakah kedekatan Trump dengan sejumlah politisi Indonesia bakal menguntungkan Indonesia. “Terlalu awal dibilang kondisi ini menguntungkan,” kata mantan Direktur HAM Kemlu RI itu.
NATALIA SANTI