Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melalui Hip Hop Remaja Palestina Melawan Serdadu Israel

image-gnews
Anggota grup musik hip-hop Palestine Street di Palestina. Jaclynn Ashly/Al Jazeera
Anggota grup musik hip-hop Palestine Street di Palestina. Jaclynn Ashly/Al Jazeera
Iklan

TEMPO.CO, Bethlehem - Para remaja usia 13-an itu tampak menggotong sepasang pengeras suara dan MP3 Players menyusur lorong sempit di antara kamp pengungsi Dheisheh yang penuh grafiti dan mural warga Palestina yang dibunuh tentara Israel.

Setelah tiba di sebuah bangunan yang nyaris hancur, kaum belia itu menghidupkan alat musik. Selanjutnya terdengar dentuman musik rap, hip hop dari MP3 Player.

Peristiwa itu terjadi 10 tahun silam, ketika lima remaja tersebut berkumpul di Bethelehem membentuk kelompok musik hip-hop. Grup musik ini sengaja didirikan sebagai wadah perjuangan melawan Israel.

Baca juga:
50 Anak Palestina Hidup dalam Penjara di Israel
Gara-gara Pengeras Suara, Imam Palestina Didenda Rp 2,6 Juta
Dilanda Kebakaran Hebat, Israel Terima Bantuan Palestina

Sekarang mereka menginjak usia 20 tahunan. Grup musik yang mereka dirikan selanjutnya tenar dengan sebutan Palestine Street terdiri dari Mohammed Azmi, Soud Hefawi, Diya Milhem, Hisham al-Laham dan Ahmad Ramadan.

Mereka tinggal di kawasan berpenduduk padat di kamp Dheishe. Daerah ini kerap menjadi kawasan konflik antara pejuang hak asasi manusia dengan pasukan Israel melawan pemuda Palestina.

Tak jauh dari rumah mereka, ada sebuah bangunan kumuh di luar rumah Azmi. Di gedung penuh sampah dan pecahan beling itulah mereka mulai memainkan rap sebagai alat perjuangan.

"Semula, warga di sini tidak suka karena musik kami dianggap seperti dentuman senjata," kata Hefawi kepada Al Jazeera.

Remaja itu menambahkan, "Namun lambat laun mereka bisa menerima karena kami menggunakan seni untuk membicarakan masalah kehidupan kita sehari-hari."

"Melalui rap kami bisa bicara mengenai rasa frustasi, harapan, dan melihat diri mereka melalui kata-kata kami."

Azmi menuturkan, pembentukan kelompok musik yang mereka dirikan untuk membantu para pemuda Palestina pada 2008. Saat itu,  seorang rekan mereka Qusay Afandi tewas dibedil serdadu Israel.

"Kami menggunakan permainan seperti yang dimainkan oleh semua anak Palestina," kata Azmi kepada Al Jazeera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini, hip hop yang mereka mainkan mulai dikenal di hampir seluruh wilayah Palestina, termasuk di daerah penduduk Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Musik mereka difokuskan untuk mengajarkan kepada anak-anak muda Palestina agar tidak frustasi. "Musik hip hop sebagai saluran kemarahan dan frustasi."

Selain mengajak kaum muda Palestina, pada 2013, Azmi dan Milohem bekerja sama dengan sebuah LSM menjadi penyelia musik hip hop di kamp pengungsi Dheisheh.

Mereka juga mengajarkan seni berekspresi dan kepada gadis-gadis muda Palestina dan mendorong para mojang itu berbagi pengalaman dengan gadis remaja lainnya di kamp pengungsi Palestina.

Sebelum mengenal hip hop, para gadis itu mengaku kepada Al Jazeera bahwa mereka sesungguhya pemalu, "Namun setelah mengenal musik ini semuanya berubah menjadi kegembiraan. Musik membantu kami menjadi terbuka."

"Setelah kami bisa bersuara melalui hip-hop, kami mulai mengekspresikan diri dan berbicara tentang pengalaman sehari-hari yang kita miliki dalam kamp," kata Sophie Aissa, 15 tahun, salah satu anggota musik rap kepada Al Jazeera.

"Namun, kami sebelumnya mendapatkan tentangan dari masyarakat karena kami perempuan," imbuhnya.

Sekarang hampir semua gadis Palestina mulai gandrung musik hip hop, termasuk Sireen Khaled, 16 tahun, Fatoom Shaheen, 15 tahun.

"Kami sengaja mendorong gadis muda Palestina percaya diri, dan mereka harus sanggup melakukan banyak hal tampa kecuali. Mereka bisa bermain musik rap," kata Azmi.

Kini gadis-gadis Palestina itu berhasil menelurkan sebuah album hip hop untuk pertama kalinya.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

5 jam lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

12 jam lalu

Puluhan aktivis pembela HAM dan tokoh masyarakat bersama Amnesty International Indonesia menggelar aksi unjuk rasa Menolak Kejahatan Kemanusian di Gaza di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023. Dalam aksinya para aktivis menyerukan negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat harus didesak untuk memastikan Israel menghentikan serangan besar-besaran ke Gaza sekaligus mengakhiri penindasan sistem Apartheid kepada warga Palestina. TEMPO/Subekti.
Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

1 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

1 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.


Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

1 hari lalu

Petugas medis menggendong seorang bayi perempuan Palestina yang baru lahir setelah dia dikeluarkan hidup-hidup dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh, yang terbunuh dalam serangan Israel, bersama suaminya dan putrinya di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di sebuah rumah sakit di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 April 2024. Bayi tersebut, dengan berat 1,4 kg dan dilahirkan melalui operasi caesar darurat, berada dalam kondisi stabil dan membaik secara bertahap. Reuters TV via REUTERS
Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.


Jalan Panjang Negara Palestina Jadi Anggota Penuh PBB Kembali Terhenti

2 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Jalan Panjang Negara Palestina Jadi Anggota Penuh PBB Kembali Terhenti

Sebagian besar negara di dunia termasuk negara-negara anggota OKI, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, dan ASEAN telah mengakui keberadaan Negara Palestina.


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

2 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

2 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"


Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

3 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.