Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demi Hidup, Pengungsi Afganistan Jadi Pelacur di Yunani

image-gnews
Seorang pengungsi berdiri di depan pagar pembatas menunggu memasuki perbatasan Yunani-Makedonia di desa Idomeni, 7 April 2016. REUTERS/Marko Djurica
Seorang pengungsi berdiri di depan pagar pembatas menunggu memasuki perbatasan Yunani-Makedonia di desa Idomeni, 7 April 2016. REUTERS/Marko Djurica
Iklan

TEMPO.CO, Atena - Mahmoud, pengungsi Afganistan di Yunani, memandang langit pagi itu, menengadah ke atas. Sorot matanya tajam menyisir sebuah taman yang diakui sebagai rumahnya. Dia mau mengungkap tabir hitam hidupnya sebagai pelacur demi bertahan hidup.

Pria Afganistan ini  tampak gagah mengenakan kaos lengan panjang dengan tudung kepala warna merah, bercelana jin biru, dan bertopi hitam. Semua yang dikenakan tipikal dipakai remaja usia 20-an.

"Saya malu bercerita mengenai apa yang saya lakukan demi mendapatkan uang, tetapi akan tetap saya ceritakan kepada Anda," ucapnya membuka pembicaraan dengan Al Jazeera.

Berita terkait:
Pengungsi Afganistan `Kuasai` Pusat Kota Athena
Jerman, Negara Tujuan Pencari Suaka Warga Afganistan

Pemuda pencari suaka asal Afganistan ini berbicara, "Aku tidak kenal siapa-siapa ketika tiba di Athena." Menurutnya, hidup di Atena sangat sulit. "Saya tidak punya tempat tinggal, sehingga saban malam tidur di taman."

"Saya hanya punya dua opsi, menjadi seorang pencuri atau penjaja obat bius," Mahmoud berucap. "Tetapi saya bukanlah manusia tipe semacam itu."

Opsi yang lain, Mahmoud menjelaskan, adalah tetap tinggal di taman dan menjadi budak seks bagi sejumlah pria hidung belang atau siapapun.

"Semua itu saya lakukan agar bisa mendapatkan uang lima sampai 10 euro atau sekitar Rp 71 ribu hingga Rp 142 ribu," ujar Mahmoud.

Mahmoud memilih hidup di taman Pedion Areos karena sewa tenda untuk tempat tinggal harganya mahal, tanpa menyebutkan angka. Dia berbagi bersama pencari suaka dari Iran.

Dia berterus terang, seluruh kegiatan menjual diri sebagai budak nafsu semata-mata demi mendapatkan uang. Uang yang yang diperoleh itu, jelas Mahmoud, hanya cukup untuk makan sehar-hari tanpa bisa menabung.

Meskipun menyesal dengan apa yang dilakukan, namun Mahmoud mengaku tidak punya jalan keluar untuk mengatasi kesulitan hidup sebagai pencari suaka di Yunani.

"Ini satu-satunya sumber penghasilan saya," tutur pria Afganistan ini. "Saya memang telah membuat kesalahan dan sekarang aku terpersosok ke jurang ini."

Di Yunani, regulasi prostitusi sangat ketat. Para pekerja seks komersial harus mendaftar di otoritas setempat, berusia di atas 18 tahun, warga Yunani, dan berada di rumah bordil berlisensi.

Meskipun demikian, prostitusi ilegal di jalanan yang melibatkan pendatang dan pengungsi tetap ada di Yunani, jumlahnya lebih dari 20 orang.

Para pelacur yang berlisensi mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rutin, tetapi tidak demikian dengan pelacur jalanan seperti Mahmoud.

Sebagian besar pelacur di Atena adalah perempuan, tetapi taman Pedion Areos dikenal sebagai hot spot bagi para pelacur laki-laki.

Mahmoud tidak sendiri menjadi pelacur laki-laki. Di taman Pedion Areos, terdapat pelacur dari Albania, Bulgaria, dan Rumania.

Salah satu pemuda yang menjajakan diri itu bernama Neno, lelaki campuran Bulgaria-Rumania. Dia tiba di Atena delapan tahun lalu. Sejak itu, dia menjadi pelacur di taman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Banyak orang membenci pekerjaan ini. mereka tidak suka orang semacam aku berada di sini," ungkapnya. "Baiklah, bagiku tak masalah. Tapi saya melakukan ini demi mendapatkan uang."

Apa yang disampaikan Neno, menurut Mahmoud ada benarnya. Warga masyarakat membenci profesi yang mereka lakoni.

"Pelanggan kami tidak datang setiap hari ke sini sebab mereka takut ditangkap petugas," Mahmoud menjelaskan. "Mereka datang ketika hari mulai gelap agar lebih aman."

Mahmoud dan rekan-rekannya mulai praktek pelacuran dari petang hari hingga menjelang matahari terbit, di saat warga lari pagi atau menggelandang anjingnya di taman.

"Sebagian besar pelanggan datang pada senja hari atau tengah malam. Saat itulah jam paling ramai pelanggan," tuturnya.

Meskipun demikian, Mahmoud melanjutkan, tidak semua yang datang ke taman semata-mata menjadi pelacur. Ada juga yang ingin sekedar melampiaskan nafsu seks saja.

"Mereka ke sini tidak semata-mata melacur demi uang, tapi untuk melampiaskan nafus seks."

Salah seorang laki-laki muda mengatakan kepada Al Jazeera, dia pernah melakukan hubungan seks dengan dua pria dibayar 5 euro atau setara dengan Rp 71 ribu. Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli sebungkus rokok.

"Selain dengan laki-laki, remaja itu bisa juga melayani perempuan."

Para pelanggannya, jelas Mahmoud, selalu warga Yunani. Hampir seluruhnya berusia 60-an, tetapi ada juga yang lebih muda berumur 30 tahunan, sedangkan yang paling tua berusia 90 tahun.

"Anda harus melayani semua usia, baik yang muda atau yang sudah berbau tanah," kata Mahmoud.

Beberapa pekerja seks komersial biasanya tampak akrab dengan pelanggannya di taman. Mereka ketawa ketiwi ngobrol dan tertawa secara terbuka untuk saling memperhatikan. Sedangkan bagi pelacur muda, mereka tampak canggung, duduk berdiam diri.

"Biasanya mereka melihatku di taman, mereka mendekatiku seklanjutnya bertanya padaku, darimana asal usulmu?" kata Mamoud.

"Saya sedikit belajar bahasa Yunani agar supaya saya mengerti dan kami berbicara sedikit. Selanjutnya, mereka duduk di sebalahku dan mulai terjadi transaksi."

Bila disepakati, mereka menuju ke sebuah tempat yang lebih privasi, tetapi biasanya mereka pergi ke semak-semak tak jauh dari taman.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

4 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rumania beristirahat saat api membakar dekat desa Masari, di pulau Rhodes, Yunani, 24 Juli 2023. REUTERS/Nicolas Economou
Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.


Pantai Ini Memiliki Perairan Paling Biru di Dunia

12 hari lalu

Pantai Pasqyra atau Mirror Beach di Albania. Instagram.com/@albania.tourism
Pantai Ini Memiliki Perairan Paling Biru di Dunia

Pantai dengan perairan paling biru di dunia ini ada di Eropa dan Yunani


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

22 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman


Yunani Punya Aturan Baru untuk Pantai setelah Penduduk Lokal Protes

31 hari lalu

Pantai di Yunani. Unsplash.com/Nick Karvounis
Yunani Punya Aturan Baru untuk Pantai setelah Penduduk Lokal Protes

Peraturan ini dirancang untuk membuat pantai lebih teratur dan adil untuk wisatawan maupun penduduk Yunani.


Melihat Donald Trump dari Perspektif Mitologi Yunani

39 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Melihat Donald Trump dari Perspektif Mitologi Yunani

Untuk melihat seorang Donald Trump, Anda bisa mengingat kembali debat presiden pertama 2020 ketika dia berulang kali menginterupsi dan menyerang lawan


Serial Netflix One Day Bikin Pulau di Yunani Ini Banyak Dikunjungi Wisatawan

46 hari lalu

Pulau Paros Yunani (Pixabay)
Serial Netflix One Day Bikin Pulau di Yunani Ini Banyak Dikunjungi Wisatawan

Wisatawan ingin melihat lokasi yang ditampilkan dalam serial One Day dan mengikuti jejak karakter favorit mereka di Yunani.


Destinasi Romantis Terbaik di Dunia Ini Ada di Indonesia

47 hari lalu

Sunset di pantai Bali. Shutterstock
Destinasi Romantis Terbaik di Dunia Ini Ada di Indonesia

Berdasarkan penelitian komprehensif oleh Slingo, Bali, Indonesia, terpilih sebagai destinasi romantis utama favorit pasangan


Jepang Destinasi Negara Terbaik untuk Liburan 2024

47 hari lalu

Ilustrasi traveling ke Jepang. Unsplash.com/Zhaoli JIN
Jepang Destinasi Negara Terbaik untuk Liburan 2024

Dari survei pembaca Conde Nast Traveler, Jepang urutan pertama destinasi negara terbaik untuk liburan


Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

55 hari lalu

Para petani mengemudikan traktornya saat memblokir jalan raya di Prancis selatan, 25 Januari 2024. Para petani Prancis melakukan protes di seluruh negeri dan di Brussels menentang upah rendah dan peraturan yang berlebihan, kenaikan biaya, hingga kenaikan pajak. REUTERS/Nacho Doce
Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

Aksi petani dan ribuan peternak di berbagai negara untuk menuntut pemerintah memenuhi hak-hak mereka dalam profesinya.


Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

55 hari lalu

Para petani bersiap meninggalkan pusat kota, setelah bermalam di luar Parlemen untuk mendorong tindakan lebih lanjut oleh pemerintah sehubungan dengan tingginya biaya produksi, di Athena, Yunani, 21 Februari 2024. REUTERS/Louisa Goulimaki
Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.