TEMPO.CO, Roma – Penjaga pantai Italia mengatakan sekitar 100 orang hilang setelah sebuah kapal yang membawa imigran tenggelam di Laut Mediterania, yang menghubungkan Libya dengan Italia, pada Sabtu, 14 Januari 2017.
Flavio di Giacomo, dari Organisasi Internasional untuk Migrasi, mengatakan kepada The Independent bahwa sekitar 106 orang diduga tewas saat kondisi di laut sangat buruk.
Baca juga:
Demi Selamatkan Imigran Gelap, Petani Prancis Ini Rela Dibui
Hadang Imigran, Hungaria Berencana Bangun Tembok Tambahan
Protes Anti-Kebijakan Imigrasi Trump Serentak di 50 Kota
”Delapan mayat ditemukan. Empat korban diselamatkan dan mereka menyatakan 110 imigran berada dalam perahu tersebut,” kata Flavio, seperti yang dilansir Independent pada 14 Januari 2017.
Operasi pencarian korban dilanjutkan setelah waktu malam dalam kondisi cuaca buruk dan laut bergelombang.
Sebuah kapal perang Prancis yang berpatroli di perbatasan perairan dalam operasi Uni Eropa menyelamatkan korban. Dua kapal dagang juga diarahkan menuju lokasi tenggelamnya perahu, sekitar 50 kilometer ke utara pantai Libya. Helikopter militer laut Italia turut serta dalam gerakan pencarian dan penyelamatan itu.
Bencana pada Sabtu, 14 Januari 2017, tersebut adalah yang insiden tunggal yang terburuk sepanjang tahun ini.
Perairan Mediterania, yang menghubungkan Libya dengan Italia, telah menjadi satu persimpangan laut paling mematikan di dunia sejak awal krisis pengungsi.
Tahun lalu saja, tercatat 5.000 nyawa melayang di perairan tersebut. Hal itu menjadikan tahun lalu sebagai yang paling mematikan bagi imigran yang mencari suaka dengan perahu.
INDEPENDENT | SPUTNIK NEWS | YON DEMA