TEMPO.CO, Beirut - Badan dunia PBB, UNESCO, mendesak semua pihak melindungi warisan budaya agar tidak hancur akibat perang saudara di Suriah.
"Apa yang terjadi di Aleppo adalah sebuah bencana," kata Maamoun Abdulkarim, Direktur Jenderal Benda Purbakala dan Museum Suriah (DGAM) kepada Al Jazeera.
Dia melanjutkan, "Kami memiliki lebih dari 150 bangunan cagar budaya dengan beragam kerusakan, tidak termasuk sebuah bazar (pasar) tua. Sekitar 60 persen bangunan di sana hancur."
Abdulkarim menambahkan, banyak rumah-rumah tradisional yang dibangun pada abad pertama Masehi juga hancur.
Pasukan pemerintah Suriah menguasai kota ini pada awal Desember 2015 dari tangan pemberontak setelah melalui perang sengit selama berbulan-bulan.
Setelah perang berhenti pada bulan lalu, Abdulkarim dan timnya memotret bangunan warisan budaya dan menaksir jumlah kerusakannya.
Meskipun demikian, ada beberapa bangunan yang masih utuh dan sebagian lain hancur.
"Kondisinya sangat menyedihkan dan situasinya sangat dramatis," ujar Abdulkarim. "Di Palmyra, jika kita harus menunggu perdamaian selama bertahun-tahun atau karena kita tak punya dana, kita bisa menunggu. Namun di Aleppo, setiap tahun ada musim dingin yang dapat menyerang bangunan tua di sana."
Menurutnya, banyak bangunan di Aleppo yang menggunakan bahan material tradisional. “Tidak seperti di Palmyra, kita bisa menunggu tiga atau empat tahun, tidak masalah. Aleppo dalam bahaya," ucapnya.
Dalam sejumlah foto yang ditunjukkan Abdulkarim, tampak banyak bangunan hancur, beberapa di antaranya tidak beratap.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN