TEMPO.CO, London - Identitas pembuat dokumen yang mengungkap keterkaitan Rusia dalam pemenangan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump terungkap. Seperti dilansir The Guardian, Kamis, 12 Januari 2017, pembuat dokumen itu diduga Christopher Steele, 52 tahun.
Steele disebut-sebut merupakan pakar Rusia selama bekerja 20 tahun di MI6. Ia pernah dikirim ke Moskow sebagai mata-mata pada 1990.
Berita terkait:
Gedung Putih Sebut Putin Berperan Langsung dalam Pilpres Amerika Serikat
Trump Curiga Intelijen AS Dalangi Berita Palsu Soal Dirinya
Calon Menlu Pilihan Trump Terlibat Pelanggaran HAM di Aceh?
Steele adalah bekas pejabat intelijen M16 yang sudah pensiun pada 2009. Ia kemudian mendirikan perusahaan konsultan Orbis Business Intelligence Ltd bersama kawannya, Christopher Burrows, di London.
Dokumen setebal 35 halaman yang dibuat Steele memuat bukti berupa video cabul Trump yang dimiliki dinas intelijen Rusia, FSB. Dokumen itu juga melaporkan, Rusia selama lima tahun terakhir membantu Trump.
Setelah identitasnya dibocorkan pertama kali oleh media Amerika, The Telegraph melaporkan, Steele meninggalkan kediamannya di Surrey pada Rabu pagi kemarin dengan alasan keselamatan.
“Ia khawatir akan ada balas dendam dari Moskow. Ia sempat menitipkan kucingnya kepada tetangga dengan pesan akan pergi untuk sementara waktu,” bunyi laporan The Telegraph dari seorang sumber yang dekat dengan Steele pada Rabu malam.
Menurut laporan The Telegraph, Steele direkrut sebuah perusahaan di Washington untuk mengumpulkan informasi tentang hubungan Trump dengan Rusia. Penyelidikan ini awalnya dibiayai Republikan anti-Trump, kemudian oleh Demokrat.
Selama beberapa bulan, Steele disebut-sebut memberikan informasi soal keterkaitan Rusia dengan Trump kepada sejumlah wartawan Amerika. Informasi ini kemudian dia bagikan juga kepada FBI.
Salah satu kontak Steele, David Corn, narablog politik di Mother Jones, tahun lalu menulis tentang dokumen ini. Tapi ia sama sekali tidak menyebut identitas dan kebangsaan Steele.
Dokumen ini sempat beredar selama enam bulan terakhir di antara jurnalis Amerika, tapi baru menjadi berita menarik sejak CNN melansir rangkuman dokumen ini, diserahkan FBI kepada Presiden Barack Obama dan Trump pada pekan lalu.
Ketika CNN menyebut dokumen ini disusun oleh bekas intelijen Inggris, identitas Steele mulai terkuak.
Dalam konferensi pers pertamanya, Rabu lalu, Trump kembali membantah tudingan dalam dokumen itu. “Dokumen itu palsu, dan saya merasa tinggal di bawah pendudukan Nazi Jerman.”
THE TELEGRAPH | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI