TEMPO.CO, BEIJING—Seorang profesor di universitas Cibna dipecat gara-gara mengkritik Mao Zedong, bapak pemimpin negara Tirai Bambu itu di sosial media. Seperti dilansir Reuters, Selasa 10 Januari 2017, Deng Xiaochao, 62 tahun, mengunggah komentar kritis di akun sosial media Weibo tepat pada peringatan ulang tahun Mao ke-123 pada 26 Desember lalu.
Profesor seni di Universitas Shandong Jianzhu, Cina tengah ini menyatakan bahwa Mao bertanggung jawab atas kelaparan yang menyebabkan kematian 3 juta penduduk serta Revolusi Kebudayaan yang menewaskan dua juta lainnya.
Meski telah mangkat pada 9 Desember 1976, Mao masih sangat dihormati sebagai pendiri Cina modern. Bahkan wajahnya masih mewarnai uang kertas Yuan Cina.
Postingan yang kemudian dihapus ini terlanjur dibagikan di dunia maya. Akibatnya, Deng menuai kritikan dari kelompok kiri yang merasa Cina semakin kapitalis, meninggalkan kebijakan komunisme ala Mao.
Kritik terang-terangan jarang dilakukan di Cina, sehingga insiden ini membuat pendukung Mao turun ke jalan.
Tabloid pemerintah, Global Times, pada Senin malam melaporkan Deng dicopot dari posisinya sebagai penasihat pemerintah provinsi pada Kamis pekan lalu. Dalam laman resmi, pemerintah Shandong mengatakan Deng dipecat karena melanggar aturan pemerintah pusat dan provinsi.
Pihak universitas dalam laman resmi mereka juga mengatakan Deng tidak akan mengajar lagi atau pun mengadakan kegiatan di kampus.
REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca:
Pejabat Keamanan Cina Pimpin Interpol, Ini yang Ditakutkan
Gara-gara Berkomentar Negatif di Layanan Aplikasi Taksi