TEMPO.CO, Yangon - Pemerintah Myanmar mengeluarkan peringatan keselamatan bagi warganya yang tinggal di Malaysia, Senin, 9 Januari 2017.
Juru bicara Kantor Presiden Myanmar, Zaw Htay, mengatakan petunjuk keselamatan telah dikeluarkan untuk pekerja Myanmar di Malaysia. Adapun pekerja Myanmar yang datang secara ilegal didesak untuk menghubungi kedutaan.
Peringatan itu dikeluarkan menyusul insiden pembunuhan terhadap lima warga Myanmar oleh orang yang tidak dikenal di Bukit Serdang, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis pekan lalu. Selain itu, dua orang warga Myanmar lain mengalami luka akibat insiden itu.
Pelaku pembunuhan berjumlah empat pria bertopeng. Dengan bersenjatakan parang, mereka menyerang pekerja Myanmar setelah mereka meninggalkan sebuah pabrik di dekat Serdang.
Menurut polisi Malaysia, tujuh pria Myanmar ditahan tidak lama setelah serangan dan tidak menemukan ada motif agama dalam serangan itu. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan polisi.
Ketegangan antara dua negara tetangga di Asia Tenggara itu meningkat dalam beberapa bulan terakhir menyusul isu etnis Rohingya. Malaysia menuduh Myanmar melakukan pembantaian terhadap etnis minoritas muslim tersebut.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bahkan meminta dunia internasional memberi perhatian khusus kepada masalah kekerasan yang terjadi di negara bagian Rakhine, Mynamar, tersebut. Ribuan rakyat Malaysia memenuhi jalanan di Kuala Lumpur menuntut Myanmar segera mengakhiri kekerasan itu.
Sebagai buntut dari protes itu sebagian besar pekerja Myanmar kembali ke negaranya. Kini terdapat sekitar 147 ribu warga Myanmar yang bekerja dan tinggal di Malaysia.
Beberapa waktu lalu, badan intelijen dan anti-terorisme Malaysia mengungkapkan Myanmar kemungkinan akan menghadapi serangan ISIS dari jaringan Asia Tenggara yang mendukung Rohingya.
Pernyataan itu diberikan menyusul penangkapan seorang pria asal Indonesia yang diduga merupakan pendukung ISIS, yang berencana pergi ke Myanmar untuk melakukan serangan teror.
REUTERS | YON DEMA
Baca:
Etnis Rohingya di Malaysia Minta Pekerjaan dan Pendidikan
Tensi Memanas, Myanmar Stop Kirim Pekerja ke Malaysia