TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat mengungkapkan, Presiden Rusia Vladimir Putin diduga membantu presiden terpilih Donald Trump memenangi pemilihan presiden AS pada akhir tahun lalu. Putin diduga memerintahkan bantuan kampanye untuk Trump dengan bertujuan mempengaruhi hasil pilpres.
Trump mengelak tudingan adanya intervensi Rusia dalam kemenangannya. Dia meyakini hasil pilpres AS tidak terpengaruh hal itu. “Kami menduga Presiden Vladimir Putin memerintahkan (timnya) untuk melakukan kampanye berpengaruh pada 2016 terkait dengan pilpres AS,” demikian dikutip dari laporan intelijen yang dilansir BBC, Sabtu, 7 Januari 2017.
Adapun tujuan Rusia adalah merusak keyakinan publik AS terhadap proses demokrasi yang kemudian memperburuk citra lawan Trump, Hillary Clinton, dan bermaksud menurunkan elektabilitasnya sebagai kandidat potensial presiden AS.
Sebanyak 25 halaman dokumen laporan intelijen ini telah dipresentasikan kepada Presiden Barack Obama pada Kamis lalu dan kepada Trump pada Jumat. Namun dokumen itu tidak mencantumkan bukti detail peran Putin.
Pihak AS sebelumnya telah lebih dulu menuding pemerintahan Kremlin berada di balik jatuhnya suara Partai Demokrat dan merugikan kandidat, Hillary Clinton, dalam pilpres AS. Agen intelijen AS sangat meyakini adanya peran militer intelijen Rusia. Tapi pemerintah Rusia membantah mencoba mempengaruhi dan ikut campur dalam pilpres AS.
BBC | GHOIDA RAHMAH