TEMPO.CO, Kota Salt Lake - Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan pengalaman religius memberikan efek yang sama seperti seorang pecandu yang mengkonsumsi obat penenang.
Seperti dilansir laman The Independent, Kamis, 5 Januari 2017, para peneliti dari University of Utah menggunakan alat pemindai otak MRI untuk melihat aktivitas otak 19 penganut Kristen Mormon yang taat.
Pengamatan dilakukan dalam setiap kegiatan responden, termasuk saat mereka tengah beristirahat, menyaksikan pengumuman keuangan gereja, membaca pernyataan pemimpin agama bukan-Mormon, dan membaca Injil.
Peneliti sengaja memilih responden muda, tujuh perempuan dan 12 laki-laki, yang memiliki satu atau dua tahun masa kerja misionari yang diwajibkan aliran Mormon.
Selama masa pengamatan, para responden diminta menekan tombol saat mereka merasa religius. Saat meneliti pemindaian otak, para peneliti menemukan bahwa otak responden saat merasa religius secara konsisten akan serupa dengan otak saat responden mendengarkan musik, merasakan cinta, bahkan saat menggunakan obat penenang.
Baca Juga:
Bagian otak yang paling berperan adalah nucleus accumbens atau pusat penghargaan yang mengelola kecanduan dan berperan besar dalam melepas dopamine, zat kimia yang mengatur mood seseorang. Menurut Dr Jeffrey Anderson, pakar syaraf yang memimpin penelitian, bagian otak inilah yang terkait dengan pengalaman religius seseorang.
“Miliaran orang mengambil keputusan penting dalam hidup berdasarkan perasaan serta pengalaman religius dan spiritual. Ini adalah salah satu pengaruh terbesar dalam tingkah laku sosial masyarakat,” ujarnya kepada CNN.
CNN | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca:
Jatuh Cinta, Penjaga Makedonia Ini Nikahi Pengungsi Irak
Demi Selamatkan Imigran Gelap, Petani Prancis Ini Rela Dibui