Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demi Selamatkan Imigran Gelap, Petani Prancis Ini Rela Dibui

image-gnews
Sejumlah imigran bergantian untuk mengisi daya ponselnya dengan menggunakann generator di kamp pengunsi Calais, Prancis, 21 Desember 2015. Lebih dari 5000 imigran melarikan diri dari daerah konflik yang berada di kamp pengungsian dan berusaha memasuki Inggris melalui terowongan bawah laut. AP/Michel Spingler
Sejumlah imigran bergantian untuk mengisi daya ponselnya dengan menggunakann generator di kamp pengunsi Calais, Prancis, 21 Desember 2015. Lebih dari 5000 imigran melarikan diri dari daerah konflik yang berada di kamp pengungsian dan berusaha memasuki Inggris melalui terowongan bawah laut. AP/Michel Spingler
Iklan

TEMPO.CO, Nice - Seorang petani Prancis diseret ke pengadilan karena membantu menyelundupkan pengungsi.

Seperti dilansir RT, Kamis, 5 Januari 2017, pengadilan Kota Nice mendakwa Cedric Herrou dengan tuduhan membantu imigran gelap masuk dan bermukim di Prancis. Jika terbukti bersalah, Herrou terancam hukuman lima tahun penjara dan denda hingga 30 ribu euro atau sekitar Rp 421 juta.

Media Prancis melaporkan, Herrou dan dua orang lainnya dituduh membawa 200 pendatang haram dari wilayah Ventimiglia, Liguria, sebelah utara Italia, ke Prancis. Sebagian besar imigran gelap itu berasal dari Eritrea dan Sudan.

Laman Prancis, 20minutes.fr, melaporkan, ketiganya menampung para pengungsi di taman kecil milik Herrou, tempat mereka kemudian tinggal di dalam tenda atau karavan. Herrou menegaskan, aksinya adalah tindakan warga negara yang baik dan bersumpah akan terus melakukannya.

“Jika memang saya harus melanggar hukum untuk membantu mereka, maka biarkan lah,” kata Herrou kepada pendukungnya di luar gedung pengadilan Nice, Rabu waktu setempat. Jurnalis Franceinfo, Simon Gourmellet, menyebutkan putusan terhadap Herrou akan dibacakan pada 10 Februari mendatang.

Pada Oktober 2016, Herrou bersama sejumlah orang membuka desa wisata yang sudah lama ditinggalkan, milik perusahaan kereta api SNCF, untuk menampung sejumlah pengungsi. Polisi menangkap dia tiga hari kemudian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Agustus, Herrou ditangkap karena menyelundupkan delapan pengungsi asal Eritrea ke dalam mobilnya menuju Prancis. Namun dakwaan terhadap Herrou dalam kasus ini dibatalkan dengan alasan kemanusiaan.

Pengadilan Nice sebelumnya juga pernah mendakwa warga yang menolong imigran gelap. Pada November lalu, Pierre-Alain Mannoni yang bekerja sebagai pegawai laboratorium Sophia-Antipolis University di Kota Nice, didakwa mengangkut sejumlah pengungsi di dalam mobilnya.

Dalam pembelaannya, Mannoni mengatakan sikapnya dilakukan atas dasar belas kasihan. Putusan terhadap Mannoni akan dibacakan pada Jumat, 6 Januari 2017. Jika terbukti bersalah, pria ini akan dikenai hukuman enam bulan di luar penjara.

Badan Dunia yang mengurusi migrasi melaporkan, sekitar 180 ribu pengungsi mengarungi Laut Mediterania yang ganas dari Afrika Utara menuju Italia sejak 1 Januari-19 Desember 2016. Sejumlah negara-negara Eropa, termasuk Prancis, pun memperketat pengamanan di perbatasan untuk menahan laju para pengungsi.

RT | 20MINUTES | SITA PLANASARI AQUADINI

Baca:
Hadang Imigran, Hungaria Berencana Bangun Tembok Tambahan
Politisi Hungaria Usulkan Kepala Babi Untuk Tangkis Imigran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

4 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"


Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

9 hari lalu

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi. Reuters
Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.


Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

17 hari lalu

Suasana peringatan
Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.


Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

18 hari lalu

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan mengevakuasi Adrea Zoe, pelancong asal Prancis, yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Minggu, 7 April 2024. Foto: Istimewa
Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

18 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

23 hari lalu

Seorang anak laki-laki Palestina berjalan di lokasi serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 27 Maret 2024. Israel tetap melancarkan serangan walaupun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengesahkan resolusi seruan gencatan senjata segera di Jalur Gaza Palestina. REUTERS/Bassam Masoud
Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.


Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

24 hari lalu

April Mop Happy Fool Day by Boldsky
Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

27 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

29 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron melihat ke bawah di samping Menteri Luar Negeri dan Eropa Prancis Catherine Colonna selama konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, Prancis, pada 9 November 2023. Reuters
Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza


Tak Perlu Naik Menara Eiffel, Turis Bisa Menikmati Pemandangan Kota Paris Gratis di Gedung Ini

29 hari lalu

Menara Eiffel, Paris. Unsplash.com/Denys Nevozhai
Tak Perlu Naik Menara Eiffel, Turis Bisa Menikmati Pemandangan Kota Paris Gratis di Gedung Ini

Galeries Lafayette Paris Haussmann, sebuah bangunan abad ke-19, bisa jadi alternatif Menara Eiffel.