TEMPO.CO, Teheran - Kepala Kejaksaan Iran, Abbas Jafari Dolatabadi, mengungkapkan, Teheran telah menahan 70 orang di penjara ibu kota. "Jumlah itu di luar perkiraan sebelumnya," ujarnya.
"Mereka memberikan beragam informasi intelijen kepada musuh negara, antara lain soal atom, militer, politi, sosial dan kebudayaan," kata Dolatabadi, sebagaimana dikutip situs berita Mizan Online.
Dolatabadi tidak menyebutkan nama negara yang dituding merekrut mata-mata tersebut.
Pemerinah Republik Islam Iran jarang mengungkapkan kasus spionase kepada publik. "Hanya sedikit yang di sampaikan," tulis Al Arabiya, Rabu, 4 Januari 2017.
Di antara yang disampaikan kepada publik itu adalah dua warga pemilik dwi kewarganegaraan Iran-Amerika yang ditangkap karena spionase.
Pada Oktober 2016, seorang konslutan bisnis Siamak Namazi dan ayahnya, Baquer Namazi, 80 tahun, dihukum penjara 10 tahun lantaran dituduh menjadi mata-mata dan berkolaborasi dengan pemerintah Amerika Serikat.
Baquer, seorang bekas karyawan di lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan bantuan anak UNICEF, ditahan ketika dia kembali ke Iran untuk menuntut pembebasan Siamak, beberapa bulan setelah anaknya mendekam dalam bui.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca:
Iran Eksekusi Mati Ahli Nuklir yang Diduga Mata-mata AS
Arab Saudi Hukum Mati 15 Terpidana Mata-mata Iran