TEMPO.CO, New York— Antonio Guterres, 67 tahun, memulai hari pertamnya sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan sumringah. Seperti dilansir CNN Rabu 4 Januari 2017, bekas perdana menteri Portugal itu memasuki markas PBB dengan riang dan menggelar wawancara melalui aplikasi Snapchat pada Selasa lalu.
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan kepada pengganti Ban Ki-moon itu adalah bagaimana melanjutkan kerja sama dengan Amerika Serikat di bawah Donald Trump. Taipan properti yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang itu mengkritik kinerja PBB soal resolusi anti-pemukiman ilegal Israel.
“Saya tidak khawatir dengan kritik Trump. Saya lebih khawatir dengan banyak masalah buruk yang terjadi di dunia. Perang yang tengah berlangsung di banyak tempat,” kata Guterres, Rabu, 4 Januari 2017.
Guterres menjabat sebagai sekjen PBB dari 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021. Dalam sambutan pertamanya di 2017, Guterres bertekad menjadikan 2017 tahun yang lebih damai.
"Di hari Tahun Baru ini, saya mengajak semua untuk membuat resolusi bersama. Mari kita prioritaskan perdamaian sebagai resolusi," kata Guterres dalam situs resmi PBB.
Guterres mengatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi PBB saat ini adalah bagaimana cara membantu jutaan orang yang terjebak konflik dan menderita karena perang yang tidak pernah berakhir.
"Perdamaian harus menjadi tujuan akhir dan pemandu kita. Saya mengajak anda semua untuk berkomitmen terhadap perdamaian hari ini dan seterusnya. Mari kita jadikan tahun 2017 tahun yang damai," kata Guterres.
Guterres ditunjuk secara resmi menjadi Sekjen PBB pada 13 Oktober 2016. Sebelumnya menjabat Sekjen PBB, Guterres adalah mantan Perdana Menteri Portugal tahun 1995-2002, dan Komisaris UNHCR dari Juni 2005-Desember 2015.
CNN | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca:
Resmi Jadi Sekjen PBB, Guterres : PBB Harus Siap Berubah