TEMPO.CO, Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, yang kurang dari sebulan lagi akan meninggalkan kantornya seiring berakhirnya pemerintahan Barack Obama, melontarkan pernyataan berisi solusi untuk perdamaian Timur Tengah. Kerry menawarkan kerangka kerja untuk kesepakatan antara Israel dan Palestina.
Kerry membela keputusan AS untuk memilih abstain dan tidak menggunakan hak veto pada resolusi PBB yang mengutuk permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem bagian Timur sebagai salah satu tujuan untuk memberikan solusi dua negara.
Baca:
Abbas-Netanyahu Dukung El-Sisi Damaikan Palestina-Israel
Israel Rancang Bangun Pulau Buatan di Gaza Senilai Rp 66,3 T
”Saya juga berada di sini untuk membagi keyakinan saya bahwa masih ada jalan penyelesaian (bagi Israel dan Palestina) jika pihak yang bertanggung jawab bersedia untuk bertindak,” kata Kerry, membuka sambutannya, seperti dilansir dari BBC, Kamis, 28 Desember 2016.
Namun Kerry menggarisbawahi pernyataannya. “Meskipun upaya terbaik telah kita lakukan bertahun-tahun, solusi untuk dua negara ini sekarang berada dalam bahaya serius,” tuturnya.
Ucapan Kerry mendapat tanggapan serius dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia membalas pernyataan Kerry dalam pidatonya sebagai tudingan miring terhadap Israel. “Selama lebih dari satu jam, Kerry terobsesi berurusan dengan pemukiman Israel dan hampir tidak menyentuh akar permasalahan konflik antara Palestina yang beroposisi dengan negara Yahudi dalam batas apa pun,” ucap Netanyahu dalam pidatonya.
Kerry meminta kedua negara, yakni Israel dan Palestina, mengambil langkah-langkah yang menunjukkan keseriusan mereka untuk mencari solusi bagi dua belah pihak, seperti mematuhi ketentuan Perjanjian Oslo. Ia mengemukakan enam prinsip yang ia perdebatkan, yakni mengarahkan negosiasi di masa depan, termasuk perbatasan keamanan untuk wilayah Israel dan Palestina yang adil dan realistis, sebagai solusi untuk pengungsi Palestina dan mendirikan Yerusalem sebagai ibu kota dua negara yang diakui secara internasional.
Kerry juga mengesampingkan kemungkinan AS akan bergabung dengan upaya untuk mendikte istilah perdamaian di Dewan Keamanan PBB atau bahwa AS akan mengakui negara Palestina tanpa perjanjian dinegosiasikan.
DESTRIANTA