TEMPO.CO, Seoul - Jangan macam-macam di atas pesawat terbang. Perusahaan penerbangan Korean Airlines akan mengizinkan awaknya menggunakan stun gun atau senjata kejut listrik. Hal itu guna mengatasi penumpang berperilaku buruk. Selain itu, mempekerjakan lebih banyak awak penerbangan pria atau pramugara.
Pedoman baru yang diumumkan pada Selasa, 27 Desember 2016 tersebut, juga termasuk mengadakan lebih banyak latihan, menggunakan perangkat terbaru untuk mengontrol penumpang, dan melarang penumpang dengan sejarah perilaku sulit dikendalikan.
Presiden maskapai Korean Air Chi Chang-hoon mengatakan pramugara saat ini berjumlah hanya sepersepuluh dari wanita dan pihaknya akan mencoba menempatkan setidaknya satu orang dalam kabin untuk setiap penerbangan.
"Meskipun penerbangan Amerika Serikat mengambil tindakan tegas pada perilaku kekerasan di dalam pesawat setelah serangan 11 September 2001, perusahaan penerbangan Asia, termasuk kami, tidak melakukannya karena budaya Asia," kata dia.
"Kami akan menggunakan insiden terbaru 20 Desember 2016. Saat itu, seorang pria menyerang awak dan penumpang lain sebagai faktor utama untuk mengutamakan keamanan dan memperkuat standar keamanan kami," katanya seperti dilansir Telegraph pada 27 Desember 2016.
Di Korea Selatan, jumlah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan di atas pesawat meningkat lebih dari tiga kali lipat selama lima tahun terakhir.
Dalam satu insiden terbaru, terungkap setelah diunggah oleh bintang pop, Richard Marx. Marx mengatakan di akun Facebook dan Twitter bahwa ia membantu menaklukkan penumpang psikopat yang menyerang pramugari dan penumpang lain.
TELEGRAPH | RUSSIA TIMES | DAILY MAIL | YON DEMA