TEMPO.CO, Bucharest - Presiden Rumania Klaus Iohannis menolak Sevil Shhaideh, muslim dari suku minoritas Tatar, menjadi perdana menteri. Tidak ada alasan resmi tentang penolakan kandidat yang diusulkan Partai Sosial Demokrat, partai terbesar di Rumania, itu. Suami Shhaideh, yang diketahui pendukung setia Presiden Suriah Bashar al-Assad, diduga sebagai penyebab penolakan itu.
"Saya telah mempertimbangkan secara hati-hati argumen pro dan kontra dan saya telah memutuskan untuk tidak menerima usul mereka," kata Iohannis seperti dikutip dari New York Times, 27 Desember 2016.
Baca:
Ini Sosok Perdana Menteri Wanita Muslim Pertama Rumania
Dengan penolakan ini, Iohannis berwenang meminta Partai Sosial Demokrat dan sekutunya di parlemen memiliki kandidat baru untuk menggantikan Shhaideh. Berdasarkan konstitusi Rumania, presiden mengajukan nama calon perdana menteri. Parlemen kemudian menyeleksi calon-calon itu untuk memberikan persetujuan.
Sejumlah media lokal berspekulasi bahwa penolakan terhadap Shhaideh terkait dengan suaminya, Akram Shhaideh, yang berprofesi sebagai pengusaha warga Suriah. Suami Shhaideh disebut pendukung kuat pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad.
Beberapa analis pun membahas mengenai suami Shhaideh dan manfaat yang akan diperoleh jika perempuan muslim yang ahli di bidang ekonomi ini menjadi perdana menteri. "Dia kelihatannya punya kewajiban dengan jaringan suami dan dukungannya kepada rezim Assad," ujar Paul Ivan, mantan diplomat Rumania yang kini bekerja sebagai analis kebijakan di European Policy Centre di Brussels. "Perdana Menteri memiliki akses hingga lapisan teratas terhadap akses informasi."
Badan intelijen Rumania, mengutip media setempat, juga menolak Shhaideh dicalonkan menjadi perdana menteri. Sumber lainnya menyebut Shhaideh tidak punya pengalaman yang matang sebagai perdana menteri.
Sebuah kejutan besar ketika Shhaideh dipilih sebagai kandidat perdana menteri oleh Partai Sosial Demokrat. Ia meraih 45 suara dukungan di parlemen pada 11 Desember lalu. Shaaideh menjabat menteri pembangunan regional tahun lalu. Namun sosoknya tidak dikenal baik di Rumania. Kedekatannya dengan pemimpin Partai Sosial Demokrat, Liviu Dragnea, diduga yang membawa dia memenangi pemilihan calon perdana menteri.
Dragnea pun kaget atas penolakan Iohannis. "Pendapat kami, lelaki ini ingin mendorong krisis politik di Rumania," tuturnya. Adapun partai-partai oposisi Rumania memberikan dukungan atas putusan Iohannis.
NEW YORK TIMES | MARIA RITA