TEMPO.CO, Palembang - Menyikapi tragedi kemanusiaan di Aleppo, Suriah, sejumlah pemuda, mahasiswa, dan aktivis di Palembang membentuk Gerakan Pemuda Peduli Aleppo (GPPA). Febri Walanda, koordinator GPPA, mengatakan telah mengumpulkan uang sekitar Rp 30 juta dari hasil sumbangan.
Uang tersebut, kata dia, akan diserahkan ke korban perang di Aleppo melalui relawan kredibel yang sudah berada di tengah arena konflik. "Disalurkan melalui Rumah Zakat Indonesia yang telah mengirimkan relawannya (ke Aleppo)," kata Febri, Selasa, 27 Desember 2016.
Menurut data yang didapat GPPA, selama November-Desember, 739 jiwa meninggal dunia, 3.420 orang hilang, 37 ribu orang pergi menyelamatkan diri keluar dari Aleppo timur, 19 ribu orang mengungsi ke Aleppo barat, 14.700 berlindung di shelter kolektif, dan lebih dari 50 ribu orang masih terkepung di Aleppo timur dengan luas hanya 8 kilometer persegi.
Aleppo menjadi sorotan dunia setelah pasukan Suriah di bawah kendali Presiden Bashar Al Assad dan didukung Rusia membombardir kota tersebut untuk memukul mundur pemberontak. Gempuran dahsyat selama berhari-hari itu membuat seisi kota hancur lebur.
Menurut Febri, Gerakan Peduli Aleppo yang dia gagas dimulai sejak 17 Desember 2015. Rencananya, Gerakan akan terus jalan hingga awal Januari 2017. Sumbangan yang terkumpul, ucap dia, berasal dari relawan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ilir, Kota Palembang, serta daerah lain di Sumatera Selatan.
Ikhsan, salah seorang pemuda yang peduli terhadap Aleppo, mengatakan pengumpulan dana merupakan cara mereka meringankan penderitaan warga yang dilanda kecamuk perang saudara itu. Dia optimistis sumbangan ratusan juta rupiah bisa dikumpulkan dalam beberapa hari. Namun pemerintahan Jokowi-JK diminta turut peduli terhadap Aleppo. "Negara harus dilibatkan, jangan hanya diam," katanya.
PARLIZA HENDRAWAN