TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta – Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim menanggapi artikel di Majalah Tempo dan Koran Tempo, yang mewawancarai Maria Chin, Ketua Bersih 2.0.
Sejak 2013, gerakan itu bertujuan untuk memperbaiki sistem pemilihan umum, memerangi korupsi, dan mereformasi institusi publik di Malaysia. Bulan lalu, sehari menjelang unjuk rasa kelima atau Bersih 5, Maria ditahan dan sempat mendekam di penjara selama sepuluh hari. Dalam wawancara Maria mengaku diperlakukan sewenang-wenang. Dubes Zahrain menyatakan perlakuan terhadap Maria, sama seperti tahanan lainnya.
Baca Juga:
Menurut Zahrain, polisi menangkap Maria dengan bukti yang cukup, antara lain lantaran gerakan Bersih 2.0 tidak lagi bicara soal kampanye pemilihan yang bebas dan adil, tetapi berencana menggulingkan pemerintahan yang sah. Berikut penuturan Zahrain kepada Tempo dan sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis, 22 Desember 2016.
Jadi bagaimana soal penangkapan Ketua Bersih 2.0, Maria Chin menurut versi Anda?
Dalam wawancara Tempo, dia menceritakan saat ditangkap. Tentu saja itu kisah dari sisinya. Tapi, dia ditangkap dengan sebuah alasan. Yakni karena polisi menganggap aktivitas yang dia lakukan bisa mengganggu negara.
Baca Juga:
Dia ditangkap dengan dasar itu. Dia bilang bahwa dia misstreated dan kurang tidur, itu tidak benar.
Tahanan adalah tahanan. Seseorang yang berada di dalam penjara. Tahanan diperlakukan sama di Malaysia. Tidak ada tahanan khusus. Itu faktanya. Itu harus dipahami.
Isu yang dibawa Maria adalah isu Bersih. Bersih adalah gerakan untuk mengkampanyekan kampanye yang bebas dan adil. Tapi kemudian kampanye itu bicara hal lain, menggulingkan pemerintahan. Bicara soal korupsi, 1MDB, kezaliman. Banyak tuduhan.
Lalu banyak tokoh oposisi terlibat, sehingga berubah menjadi reli politik. Reli politik untuk menggulingkan pemerintahan yang terpilih secara sah. Itu salah. Itu melawan pemerintahan. Setiap negara yang berdaulat tidak akan membiarkannya. Anda tidak akan membiarkan pemerintahan dengan kekuatan atau dengan menunjukkan kekuatan 30-40 ribu orang.
Kalau ingin mengganti pemerintahan harus dengan cara yang sah, yakni lewat pemilihan.
Apakah Maria Chin sedemikian berbahaya sehingga pemerintah takut kepadanya?
Itu bukan saya yang harus menjawab tetapi polisi. Polisi pasti menemukan bukti yang cukup untuk menahan. Tapi ditahan hanya sementara. Tentu saja proses hukum masih terus berlangsung.
Polisi yang akan menentukan nantinya apakah dia melanggar hukum atau tidak. Tentu saja dia harus menjalani proses hukum.
Dibandingkan dengan Tun Mahathir (Mahathir Mohammad, mantan Perdana Menteri Malaysia, Red.), siapa yang lebih berbahaya, Maria Chin atau Tun Mahathir?
Kalau polisi punya cukup bukti, mereka juga dapat menangkap Tun Mahathir.
Jadi Tun Mahathir tidak lebih berbahaya dari Maria Chin?
Bukan begitu. Jika Anda mengatakan sesuatu tentang pemerintahan, mengkritik pemerintah, itu hak Anda. Di Malaysia, kami mempraktekkan demokrasi. Anda berhak mengkritik pemerintah.
Tapi ketika mengobarkan makar, itu ilegal. Jadi itu ancaman. Mahathir bisa mengatakan apapun. Bagi saya, jika polisi menemukan bukti Mahathir terlibat konspirasi atau berkomplot untuk menjatuhkan kerajaan yang sah, yang telah dilantik dan dipilih rakyat, tentu saja polisi akan bertindak.
Polisi bertindak sesuai dengan hukum. Jadi bukan ditangkap, dipenjara 10-20 tahun, ada prosesnya. Kita negara beradab.
Setelah membaca artikel Majalah Tempo dan Koran Tempo terkait wawancara dengan Maria Chin, apa keberatan Anda?
Bagi saya itu artikel sepihak. Menurut saya, Anda harus adil. Saya akan beri waktu buat Anda untuk mewawancarai saya.
Pasti ada bukti mengapa dia ditahan polisi. Soal dia diperlakukan tidak baik, itu tidak benar, karena ada laporan panel yang menyatakan bahwa Maria Chin diperlakukan seperti tahanan lainnya.
Jika Maria Chin ingin pemerintahan diganti, ikuti proses hukum. Seruan Bersih sejak dulu kan kampanye pemilu yang bebas dan adil. Tapi, Anda lihat Bersih 5.0, sudah banyak pemimpin oposisi. Jadi tidak semata aksi organisasi massa mendesak pemilihan umum yang bebas dan adil, tapi gerakan yang dipenuh dengan oposisi untuk menggulingkan pemerintah.
Tapi pemerintah tidak menangkap oposisi?
Tidak mereka hanya ikut berkumpul. Di Malaysia, Anda boleh melakukan aksi. Misalnya di sebuah lapangan, si pemilik lapangan harus memberi izin, jika tidak Anda tidak boleh berdemonstrasi di sana.
NATALIA SANTI