TEMPO.CO, Jakarta – Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, mengaku sangat berduka mendengar kabar rekannya, Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Gennadievich Karlov, tewas ditembak.
“Dengan kesakitan dan kesedihan yang mendalam, kami mengetahui tentang tewasnya rekan dan teman kami, Andrey Gennadievich Karlov, Duta Besar Rusia untuk Turki, secara tragis,” kata Galuzin kepada Tempo, Selasa, 20 Desember 2016.
“Beliau dibunuh oleh pembunuh-teroris yang keji saat melaksanakan tugas profesionalnya,” kata Galuzin sambil menyampaikan ucapan dukacita yang mendalam kepada keluarga dan kerabat Andrey Gennadievich.
Duta Besar Rusia untuk ASEAN itu juga menyatakan Karlov adalah diplomat terkemuka dan baik hati. “Kenangan tentang beliau akan selalu hidup dalam hati kita,” kata Galuzin, sambil menegaskan bahwa pemerintahnya akan mengupayakan agar para pelaku mendapat hukuman sesuai dengan kejahatan mereka.
Karlov tewas ditembak seorang polisi dalam acara pameran foto bertajuk “Russia as Seen by Turks” di Ankara, Turki, Senin sore, 19 Desember 2016. Dia ditembak dari belakang oleh pelaku beberapa menit setelah dia naik ke atas panggung untuk membuka pameran foto. Pelaku mempersilakan para tamu meninggalkan tempat pameran setelah dia menembak Karlov.
Baca Juga:
Menurut Galuzin, pengamanan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta telah diperketat, bukan lantaran insiden penembakan tersebut, melainkan karena aksi demonstrasi sejak Jumat pekan lalu.
“Ada dua demonstrasi anti-Rusia di depan kedutaan pada Jumat dan Senin, memfitnah operasi antiterorisme kami di Aleppo. Tentu saja kami meningkatkan keamanan bersama dengan polisi Indonesia,” kata Galuzin sambil menegaskan tidak ada kerusakan fisik kedutaan ataupun stafnya.
NATALIA SANTI