TEMPO.CO, Kairo - Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri di kompleks Katedral Koptik Kairo, Mesir, pada Minggu, 11 Desember 2016. Sebanyak 25 orang tewas dan 49 orang terluka.
Mengutip Al Arabiya, ISIS menyebutkan nama pelaku bom bunuh diri itu adalah Abu Abdallah al-Masri. Sehari sebelumnya, pejabat Mesir menyebut nama pelaku bom bunuh diri sebagai Mahmoud Shafik Mohamed Mostafa.
Pelaku bom bunuh diri di kompleks Katedral Koptik Kairo meledakkan bom saat berada di antara kerumunan orang. "Serangan semacam itu akan terus dilanjutkan kepada setiap kafir di Mesir dan di mana pun," demikian pernyataan ISIS.
Baca:
KBRI Suriah Repatriasi 11 TKI Via Libanon
Beredar Petisi Tolak Wonder Woman Duta PBB untuk Perempuan
Reformasi Besar-besaran di Rusia, KGB Dihidupkan Kembali
Ledakan bom di kompleks Katedral Koptik Kairo terjadi 48 jam setelah dua ledakan terjadi di jalan di area Great Pyramids di dekat Giza. Bom menewaskan enam polisi. Ledakan yang menewaskan aparat keamanan ini diduga dilakukan jaringan Ikhwanul Muslimin.
Tentang pelaku, Kementerian Dalam Negeri Mesir melalui pernyataan tertulisnya menyebut Mostafa, yang selama ini buron, sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut. Mostafa, yang punya nama alias Abo Dagana El-Kenany, diyakini sebagai pelaku berdasarkan uji DNA di lokasi kejadian, mengutip dari Daily News Egypt.com pada 14 Desember 2016.
Dari uji DNA sejumlah anggota tubuh pelaku yang ditemukan di lokasi, polisi berkesimpulan Mostafa merupakan pelaku bom bunuh diri dan ia anggota jaringan Ikhwanul Muslimin. Mostafa juga berhubungan dengan sel takfiri dan penganut ideologi takfiri, yang diwarisi dari Sayed Kotb—salah satu pemikir utama politik Islam yang dihukum mati di Mesir pada 1966.
Selain Mostafa, yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di Katedral Koptik Kairo, polisi menangkap tiga tersangka pria dan seorang tersangka perempuan.
DAILY NEWS EGYPT | AL ARABIYAH | MARIA RITA