TEMPO.CO, Washington - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald J. Trump, mengumumkan pada Selasa, 13 Deseber 2016, bahwa dirinya secara resmi telah menunjuk, Chief Executive Officer ExxonMobil, Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri pada pemerintahannya.
Rilis yang disampaikan tim transisinya menyebutkan Tillerson resmi dipilih menjadi Menlu AS. "Kegigihan dan pengalamannya yang luas serta pemahaman yang mendalam terkait geopolitik membuatnya pilihan yang sangat baik untuk Meneteri Luar Negeri," kata Trump dalam pernyatannya.
Trump menyebutkan, Tillerson akan mempromosikan stabilitas regional dan fokus pada kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat. Sontak kabar ini mengejutkan segenap pejabat AS yang menilai pengusaha itu minim pengalaman diplomasi. Selain diduga Tillerson adalah sahabat dekat Rusia, musuh utama Amerika.
Tillerson sebelumnya pernah menentang sanksi AS dan Eropa yang dikenakan pada Rusia setelah mencaplok Crimea dari Ukraina pada 2014. Dia juga telah mendukung perdagangan bebas dan kehadiran AS yang luas di Timur Tengah, sikap yang bertentangan dengan pendekatan Trump untuk pendukungnya.
Berasal dari Wichita Falls, Texas, pria 64 tahun itu adalah salah satu pekerja yang memiliki karir yang cemerlang di Exxon. Ia bergabung dengan perusahaan itu saat lulus dari University of Texas pada 1975. Dipersiapkan untuk posisi eksekutif, ia menghabiskan beberapa tahun sebagai pekerja kasar untuk produksi minyak.
Di Exxon ia pernah bertugas di Yaman dan berperan dalam proyek di Rusia. Tillerson memainkan peran kunci dalam keterlibatan Exxon di proyek minyak dan gas alam Sakhalin di pantai timur Rusia. Pada 2011, Tillerson terbang ke kota resor Rusia, Sochi, untuk bertemu Putin mengumumkan kerjasama tersebut.
Sejak kerjasama itulah, Exxon terus memperluas bisnisnya di Rusia. Bahkan, pada 2013 Vladimir Putin memberikan Tillerson gelar bergengsi Order of Friendship, suatu kehormatan yang diberikan kepada orang asing yang mempunyai hubungan baik dengan Negara Beruang Merah.
"Hubungan saya dengan Vladimir Putin, telah terjalin dengan baik selama hampir 15 tahun hingga sekarang, aku sudah kenal dia sejak tahun 1999 dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan dia," kata Tillerson dalam pidato beberapa tahun yang lalu di University of Texas-Austin.
Meskipun tidak mempunyai pengalaman di bidang politik, namun dengan tersebarnya perusahaan Exxon di puluhan negara termasuk Indonesia, Azerbaijan, Chad, Equatorial Guinea, dan banyak negara lainnya diharapkan dapat membantu dirinya terkait dengan urusan diplomasi.
Jika Tillerson secara resmi telah ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri, dia harus melepaskan jabatannya di Exxon dan diwajibkan menjual sahamnya di perusahaan minyak terbesar di dunia tersebut.
INDEPENDENT | TELEGRAPH | YON DEMA