TEMPO.CO, Bogota - Rekaman suara pilot pesawat yang membawa klub sepak bola Brasil pada menit-menit akhir sebelum terempas di Kolombia, Selasa, 29 Nonember 2016, disiarkan media di seluruh dunia. Pilot tersebut, Miguel Alejandro Quiroga Murakami, melalui komunikasi online-nya menginformasikan situasi darurat yang terjadi.
"GPS (peralatan penunjuk arah) tidak berfungsi. Saya tidak tahu apa yang terjadi," kata Alejandro."
"Kami mengalami kerusakan elektronik sepenuhnya. Vektor menunjukkan arah pendaratan."
"Kini saya kehilangan petunjuk radar. Vektor menunjukkan arah pendaratan. Vektor menunjukkan arah pendaratan."
"Kami akan terempas. Tolong kami. Tunjukkan kami arah landasan. Tunjukkan arah pendaratan. Kami pada ketinggian 1.000 kaki!"
Rekaman itu memunculkan teori bahwa pesawat yang membawa 77 penumpang dan kru itu mungkin kehabisan bahan bakar sebelum menabrak. Teori tersebut dikukuhkan lagi dengan investigasi yang menemukan efek ledakan saat pesawat jatuh di kawasan pegunungan dalam penerbangan dari Bolivia ke Medellin, Kolombia.
Tragedi itu menewaskan 71 penumpang dan kru, termasuk hampir semua pemain klub Brasil, Chapecoense Real. Dalam perkembangan terbaru, satu pemain yang selamat, Jackson Follman terpaksa melupakan kariernya sebagai kiper setelah kaki kanannya harus diamputasi. Dia kini ditempatkan di unit perawatan intensif setelah dioperasi.
NEW ZEALAND HERALD | METRO.UK | YON DEMA
Baca Pula
Arkeolog Klaim Temukan Bab Injil yang Hilang
Dahlan Iskan Tunjuk Yusril Ihza Mahendra Jadi Pengacara