TEMPO.CO, Berlin - Pihak berwenang Jerman menemukan surat dari seorang remaja simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS yang berisi rencana pembunuhan terhadap anak-anak sekolah dengan meracuni es krim. Surat itu juga memuat rencana remaja itu meledakkan sebuah bom mobil di sekolah taman kanak-kanak.
Surat tersebut dikirim remaja yang berkaitan dengan serangan bom pada April di Kuil Sikh di Kota Essen, Jerman, kepada seorang tersangka lainnya saat berada di penjara pada Agustus 2016. Surat itu ditulis Mohammed O., remaja 17 tahun, kepada tersangka lainnya, Yusuf T., 17 tahun, terkait dengan rencananya untuk menjual es krim beracun.
Dalam surat itu, setelah Yusuf menjual es krim beracun, ia akan meledakkan dirinya di tengah-tengah anak-anak. Keduanya merupakan tersangka yang diduga terlibat dalam peledakan bom di kuil tempat berlangsungnya upacara pernikahan kaum Sikh yang melukai tiga orang.
Skenario itu terungkap setelah seorang penjaga penjara menemukan surat itu dalam sebuah penggeledahan. Dalam surat yang ditulis di atas kertas A4 tersebut, Mohammed O. menanyakan apakah mencampurkan racun ke dalam es krim dan menjualnya kepada anak-anak sesuai dengan hukum syariah.
Kemudian pertanyaan terakhir dimaksudkan ke pemimpinnya, “Dapatkah saya membuat istis hadi amaliya (bunuh diri) di TK juga?” Dia juga mempertanyakan hukum menabrakkan van ke taman kanak-kanak. Selanjutnya, ia bertanya apakah diperbolehkan baginya “memperkosa gadis-gadis dari musuh-musuh Nabi Muhammad”.
Kedua remaja tersebut kini ditahan di sebuah penjara anak-anak sembari menunggu persidangan dalam beberapa pekan ke depan. Kepala polisi di Kota Essen, Frank Richter, yang menyebut serangan teror itu termotivasi agama, mengatakan kedua anak laki-laki itu memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok Islam radikal di wilayah tersebut.
RUSSIA TIMES | DAILY MAIL | YON DEMA