TEMPO.CO, Seoul - Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, mengatakan telah meminta parlemen untuk membantunya menemukan cara mengundurkan diri dari jabatannya.
Presiden Park akhir-akhir ini menghadapi seruan massa untuk mengundurkan diri di tengah penyelidikan skandal terkait sahabat dekatnya yang diduga telah mempengaruhi keputusan politiknya untuk keuntungan pribadi.
Dalam pidato yang disiarkan oleh televisi nasional pada Selasa, 29 Oktober 2016, Park mengatakan akan mundur setelah anggota parlemen menempuh langkah-langkah yang benar untuk pemindahan kekuasaan dengan meminimalkan kekosongan kekuasaan dan kekacauan dalam pemerintahan.
Baca juga: Kantor Lotte dan SK Group di Korea Selatan Digerebek
"Saya akan menyerahkan semuanya kepada parlemen terkait masa depan saya termasuk memotong masa jabatan saya, tetapi tidak ingin meninggalkan kekosongan kekuasaan yang lama," kata Park, seperti yang dilansir BBC pada 29 November 2016.
Parlemen akan membahas pada Jumat pekan ini, apakah Park harus menghadapi impeachment atau pemakzulan. Skandal ini bermula dari hubungan presiden dengan teman dekatnya, Choi Soon-sil. Dia kini telah berada di tahanan polisi, menghadapi serangkaian tuduhan.
Choi dituduh mencoba memeras uang dalam jumlah besar dari perusahaan Korea Selatan. Dia juga diduga menggunakan persahabatannya dengan Park untuk meminta sumbangan bisnis bagi yayasan amalnya.
Simak pula: Misteri Viagra di Kantor Presiden yang Bikin Resah Terungkap
Kantor dana pensiun nasional, Kementerian Keuangan telah digerebek bersama dengan beberapa perusahaan besar Korea termasuk Lotte dan Samsung.
Penyidik meyakini bahwa Park memiliki peran yang cukup besar dalam dugaan korupsi, namun wakil presiden telah mengatakan tuduhan adalah fantasi.
Dalam beberapa pekan terakhir, ratusan ribu warga Korea Selatan telah melakukan aksi di jalanan besar di seluruh negeri menuntut bahwa dia harus mengundurkan diri.
Park sebelumnya telah meminta maaf dua kali, dan mengatakan dia menyesal oleh krisis politik yang menyelimutinya, namun menolak untuk mundur.
BBC | YON DEMA
Baca juga:
Situasi Memanas, Jokowi Kerap Ditanya Pengusaha Soal Politik
Jokowi Kirim Sinyal Tak Ikut Rembuk Nasional 2 Desember
MUI Gagas Rujuk Nasional, Jokowi: Lah, yang Berantem Siapa?