TEMPO.CO, Bangkok - Pemerintah Thailand telah memulai proses penobatan Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn untuk menjadi raja baru. Hal itu terlihat dari parlemen yang telah mengeluarkan surat undangan resmi kepada penerus tahta Raja Bhumibol Adulyadej, yang mangkat pada 13 Oktober 2016, tersebut.
Pemimpin parlemen Thailand, Majelis Legislatif Nasional, akan segera bertemu dengan Putra Mahkota dalam beberapa hari ke depan untuk secara resmi mengundangnya. Setelah Putra Mahkota menerima, suksesi kemudian akan diumumkan kepada publik. Namun waktu pertemuannya belum diumumkan.
Sesuai dengan prosedur, Pangeran Vajiralongkorn harus menerima undangan parlemen agar diproklamirkan menjadi raja. "Kami mengharapkan pertemuan (dengan Pangeran) akan berlangsung dalam dua hari mendatang," kata Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan, seperti dilansir Reuters.
Pengumuman tersebut mengakhiri spekulasi dan kekhawatiran di tengah masyarakat yang menyangka proses penggantian mungkin tidak seperti yang direncanakan.
Setelah Raja Bhumibol, penguasa tahta terlama di dunia, mangkat pada usia 88 tahun, Putera Mahkota Vajiralongkorn meminta menunda upacara penobatan karena ingin berkabung bersama rakyat.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menuturkan, bulan lalu, Putera Mahkota meminta menunda upacara penobatan karena ingin berkabung bersama rakyat. Spekulasi kemudian bermunculan bahwa saudari perempuannya, Putri Sirindhorn, akan menggantikan Putra Mahkota Vajiralongkorn sebagai pewaris.
Raja Bhumibol memainkan peran dalam menstabilkan konflik kekerasan di Thailand sejak beberapa dekade terakhir. Untuk mengisi kekosongan tersebut, pemerintah junta militer menunjuk Prem Tinsulanonda sebagai pemangku raja.
Thailand terakhir kali menjalankan proses penobatan pada 70 tahun lalu, ketika raja muda Ananda Mahidol (Rama VIII), 20 tahun, ditemukan tewas tertembak di kamar tidurnya pada 9 Juni 1946. Setelah ia meninggal, sidang darurat parlemen langsung diadakan saat itu juga dan menobatkan adiknya, Bhumibol, yang ketika kejadian berusia 18 tahun, sebagai raja.
BBC | ABC.AU | REUTERS | YON DEMA
Baca juga:
Situasi Memanas, Jokowi Kerap Ditanya Pengusaha Soal Politik
Diplomasi Meja Makan, Presiden Joko Widodo Jamu Muhaimin
Bukan Unjuk Rasa, Presiden Sebut Demo 212 Aksi Doa Bersama