TEMPO.CO, Seoul - Penegak hukum Korea Selatan menggerebek kantor Samsung dan pusat pelayanan dana pensiun nasional sebagai bagian dari penyelidikan skandal korupsi yang melibatkan Presiden Park Geun-hye.
Pejabat di Samsung Group dan National Pension Service (NPS) mengatakan penyidik dari kejaksaan mengunjungi kantornya pada Rabu, 23 November 2016. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Seorang sumber dari NPS mengatakan pihak berwenang sudah lama membidik kantor manajemen investasi dana pensiun terbesar ketiga di dunia tersebut.
Baca:
Korea Selatan-Jepang Teken Pakta Intelijen Hadapi Korut
Buku Pelajaran ISIS untuk Anak Irak Ditemukan, Begini Isinya
Kantor kepresidenan dicurigai menggunakan pengaruhnya terhadap NPS untuk memudahkan penggabungan atau merger terhadap dua perusahaan Samsung. Sebagai imbalannya, Samsung diduga memberikan komisi bagi orang kepercayaan sekaligus sahabat Presiden Park yang telah menyeretnya dalam skandal, Choi Soon-sil.
Tahun lalu, perusahaan raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung C & T, merger dengan perusahaan afiliasi, Cheil Industries. Kesepakatan itu dikritisi oposisi pemerintah karena dianggap akan merugikan pemegang saham minoritas sekaligus memberikan keuntungan yang besar bagi keluarga pemilik grup Samsung, Lee Kun-hee.
NPS, yang memiliki saham di kedua perusahaan, lantas mendukung kesepakatan itu sehingga proses merger menjadi lancar dan mudah. Setelah terjadi kesepakatan, jaksa lantas menuduh Samsung memberikan 2,8 juta euro (Rp 40 miliar) untuk anak perusahaan milik Choi dan putrinya sebagai imbalan atas dukungan Presiden Park atas kesepakatan itu. Samsung juga diketahui merupakan salah satu perusahaan yang memberikan dana jutaan dolar bagi yayasan Choi dalam bentuk sumbangan amal.
Baca: Cegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi
Choi saat ini ditahan polisi atas kasus penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan. Choi, yang tidak punya posisi apa pun di pemerintah, terlibat dalam kegiatan Presiden Park, dari mengedit pidato resmi, mengakses dokumen rahasia negara, menjadi penasihat pribadi, hingga memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Park guna mendapatkan dana dari pemilik perusahaan-perusahaan besar dan masuk ke rekening yayasan yang didirikan Choi.
Presiden Park diduga kuat terlibat dalam skandal dengan Choi. Hal itu membuat popularitasnya anjlok dan terus didesak untuk mundur dari jabatannya. Namun ia menolak hingga menunggu hasil dari penyelidikan hukum.
Penyelidikan masih berjalan. Namun, awal pekan ini, jaksa mengatakan Presiden Park memiliki peran yang cukup besar dalam skandal tersebut.
BBC | FOX NEWS | YON DEMA