TEMPO.CO, Tripoli -Sebuah insiden mengerikan terjadi di Libya. Berawal dari keisengan tiga pemuda melepaskan seekor monyet yang kemudian menyerang seorang siswi SMA yang berujung pada perang antar suku. Sekitar 20 orang meninggal dan 50 orang terluka.
Aktivis kemanusiaan dan petugas medis mengatakan bentrokan antar suku yang meletus di Shaba, Libya selatan. Bentrokan itu bermula ketika tiga pemuda dari suku Gaddadfa berbuat jahil dengan melepaskan seekor monyet untuk mengejar sekelompok siswi SMA. Lalu seorang di antaranya yang berasal dari suku Awlad Suleiman menjadi korbannya. Ia diserang monyet itu hingga hijabnya terlepas dan terluka di bagian leher akibat cakaran.
Baca:
Militer Filipina: Penculik 2 WNI Masuk Markas Abu Sayyaf
Suriah Tolak Beri Status Otonomi untuk Pemberontak
Siswa itu kembali ke rumah dan melaporkan penyerangan itu ke orangtuanya. Tanpa menunggu lama, keluarganya yang marah langsung membalas dendam. Tindakan itu kemudian menewaskan tiga pemuda iseng bersama monyet itu.
Bader al-Daheli, seorang aktivis lokal mengatakan bahwa dua suku utama yang berperang di selatan kota Sabha, yakni Awlad Suleiman dan Gadhadhfa. Dalam bentrokan itu, kedua suku menggunakan tank, mortir, dan senjata berat lainnya.
Abdel-Rahman Areish, Kepala rumah sakit Sabha, mengatakan di antaranya yang terluka adalah wanita dan anak-anak. Warga asing juga ada yang tewas. "Beberapa orang asing yang tewas dari negara-negara Afrika akibat penembakan tanpa pandang bulu," kata Areish seperti dikutip dari Al Jazeera, 20 November 2016.
Bentrokan masih berlanjut dan beberapa tokoh masyarakat sedang mengupayakan dialog untuk damai.
Kota Sabha yang berjarak sekitar 660 km dari Tripoli, kerap diterpa konflik sejak pecah pemberontakan untuk menggulingkan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi lima tahun lalu.
NEWS.COM.AU|AL JAZEERA|NBC NEWS|YON DEMA