TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas kecelakaan kereta api di Uttar Pradesh, India Utara, bertambah seiring dengan berlangsungnya proses evakuasi. Dilansir dari laman BBC, Ahad, 20 November 2016, otoritas setempat mengevakuasi sedikitnya 115 korban meninggal dari lokasi tergelincirnya kereta api yang memiliki 14 gerbong tersebut.
Kereta tersebut keluar dari relnya di Desa Pukhrayan, 65 kilometer sebelah selatan Kota Kanpur, saat tengah melaju dari Kota Patna menuju Indore. Belum ada penjelasan resmi dari pemerintah India mengenai insiden yang juga menyebabkan 150 penumpang luka-luka itu. Jumlah korban tewas pun diperkirakan masih akan bertambah.
Saksi yang menaiki kereta tersebut, Krishna Keshav, dikutip BBC, mengatakan para penumpang sempat terbangun pada Ahad, 20 November 2016, pukul 03.00 waktu setempat, setelah mendengar bunyi sentakan. “Semua orang kaget, dan saya melihat beberapa orang terluka dan mayat,” katanya.
Sebagian besar korban tewas adalah penumpang dua gerbong paling depan. Pejabat Senior Kereta Api India Pratap Rai, kepada Reuters, mengatakan pihaknya masih berusaha mengevakuasi korban yang tertindih, meski kesulitan memotong gerbong. Hingga Ahad sore, petugas penyelamat masih melakukan evakuasi dengan bantuan alat berat.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan belasungkawa melalui akun Twitter resminya. "Sedih melampaui kata-kata karena hilangnya nyawa dalam kecelakaan kereta api ekspres Patna-Indore. Pikiran saya tertuju pada keluarga korban," ujarnya.
Modi sudah berkomunikasi dengan Menteri Perkeretaapian India Suresh Prabhu, yang juga tengah memantau situasi. Lewat Twitter-nya, Prabhu mengingatkan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas kejadian itu akan ditindak tegas.
Dia mengatakan penyelidikan atas kecelakaan akan segera dimulai, dan kompensasi akan dibayarkan kepada penumpang yang menjadi korban. Sistem kereta api India merupakan yang terbesar keempat di dunia. Lebih dari 23 juta orang menggunakan moda transportasi ini setiap hari. Namun sayangnya, catatan keselamatan sangat buruk. Ratusan orang tewas akibat kecelakaan kereta api setiap tahunnya.
BBC | REUTERS | YOHANES PASKALIS