Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obama Puji Donald Trump, Kritik Hillary Clinton  

image-gnews
Presiden AS, Barack Obama berbincang dengan presiden terpilih Donald Trump di Gedung Putih, Washington, AS, 10 November 2016. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membicarakan berbagai situasi. REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden AS, Barack Obama berbincang dengan presiden terpilih Donald Trump di Gedung Putih, Washington, AS, 10 November 2016. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membicarakan berbagai situasi. REUTERS/Kevin Lamarque
Iklan

TEMPO.COWashington DC – Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengaku percaya Donald Trump sangat tulus mengenai peran barunya sebagai Pemimpin Dunia Bebas, tapi ia harus berusaha mengendalikan emosinya saat resmi menjalankan tugasnya nanti.

Meski terkesan oleh kemampuan Trump untuk merebut hati pemilihnya, Obama menyatakan pengusaha properti itu juga harus menjelaskan kepada mereka yang merasa khawatir atas gagasan-gagasan kontroversial yang dilontarkannya selama masa kampanye.

Hal ini diungkapkan Obama, Senin lalu, dalam konferensi pers pertamanya sejak pertemuan dengan Trump di Gedung Putih pekan lalu: “Apakah saya merasa khawatir? Tentu saja saya khawatir. Ia dan saya punya banyak perbedaan dalam banyak isu.”

Obama, yang menggelar konferensi pers itu di Gedung Putih, juga membahas gaya Trump: “Saya pikir ia bukan sosok yang ideologis, saya pikir pada akhirnya ia bersikap pragmatis dan itu bisa bagus bagi dirinya selama ia memiliki orang-orang yang baik di sekitarnya.”

Obama kemudian mengaku dirinya terkesan dengan kemampuan Trump memenangi hati pemilih dan membangun hubungan kuat dengan mereka. Hal itu telah ia sampaikan langsung kepada sang presiden terpilih saat keduanya bertemu di Gedung Putih.

“Saya pikir ada banyak warga yang merindukan fenomena Trump,” kata Obama. “Saya pikir hubungan yang mampu ia bangun dengan para pendukungnya tak mampu dipengaruhi oleh apa pun sehingga bisa menenggelamkan kandidat lainnya. Itu sesuatu yang sangat hebat.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, Obama juga mengkritik kepribadian Trump yang temperamental dengan menyebut sang presiden terpilih harus berusaha mengendalikan hal itu. Sebab, sikap seperti itu tak boleh dimiliki oleh seorang presiden.

“Ada sejumlah elemen tertentu dari temperamennya yang tak akan memudahkan pekerjaannya sebagai presiden kecuali dia mengetahui dan memperbaiki elemen-elemen itu,” ujar Obama. “Saya pikir ia menyadari bahwa pekerjaannya kali ini berbeda.”

Obama juga terkesan mengkritik Hillary Clinton dengan menyebut kandidat presiden dari Partai Demokrat itu tak menghabiskan cukup waktu dalam berkampanye sehingga gagasan-gagasannya bisa didengar oleh lebih banyak warga AS.

Obama kemudian mengambil contoh dari kesuksesannya memenangi pemilihan Presiden AS 2012 di Negara Bagian Iowa, yang sebagian besar penduduknya berkulit putih. “Saya menang bukan karena faktor demografi, tapi karena mengunjungi setiap kota kecil dan pelosok-pelosok,” kata Obama.

DAILYMAIL | A. RIJAL


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penembakan Massal di Jalan Raya Kentucky Amerika, Sejumlah Orang Jadi Korban

3 jam lalu

Pengemudi memarkir kendaraannya di I-75 di utara London, Kentucky, 7 September 2024. Departemen Pemadam Kebakaran Mount Vernon/Handout via REUTERS
Penembakan Massal di Jalan Raya Kentucky Amerika, Sejumlah Orang Jadi Korban

Penembakan massal terjadi jalan raya di negara bagian Kentucky, Amerika Serikat dan menyebabkan sejumlah orang menjadi korban


Amerika Serikat Ingatkan Rusia dan Iran Jangan Memperkeruh Perang Ukraina

16 jam lalu

Orang-orang menghadiri upacara peringatan untuk Dmytro Kotsiubailo, mantan sukarelawan dan tentara Pahlawan Ukraina, yang tewas dalam perang melawan pasukan Rusia di kota garis depan Bakhmut, di Kyiv, Ukraina 10 Maret 2023. REUTERS/Vladyslav Musiienko
Amerika Serikat Ingatkan Rusia dan Iran Jangan Memperkeruh Perang Ukraina

Amerika Serikat mengancam setiap rudal balistik yang dikirimkan Iran ke Rusia sama dengan memantik naiknya ketegangan dalam perang Ukraina


Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

19 jam lalu

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

Putusan yang seharusnya dibacakan pada 18 September 2024, ditunda sampai pemilu 5 November 2024 terlaksana agar tak berdampak pada Donald Trump


Gedung Putih: Putin Harus Berhenti Bicara soal Pilpres AS

2 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan murid-murid selama pelajaran
Gedung Putih: Putin Harus Berhenti Bicara soal Pilpres AS

Gedung Putih menegaskan residen Rusia Vladimir Putin harus berhenti berbicara tentang pemilihan presiden Amerika Serikat


Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

2 hari lalu

Sebuah rudal nuklir balistik antarbenua Yars ditembakkan selama pelatihan, dari kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk Utara, Rusia, 1 Maret 2024. Rusia memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, yang diikuti Amerika Serikat. Kedua negara ini mengendalikan lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

Senat Amerika Serikat akan mengadakan dengar pendapat mengenai penggunaan semikonduktor buatan Amerika dalam senjata Rusia


Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

2 hari lalu

Wakil Menteri Luar Negeri pertama Andrii Sybiha. REUTERS/Stringer
Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

Andrii Sybiha, calon menlu yang ditunjuk Presiden Volodymyr Zelensky diterima oleh parlemen Ukraina.


Keluarga Sandera Desak Amerika Serikat buat Kesepakatan Sepihak dengan Hamas

2 hari lalu

Aksi unjuk rasa yang menyerukan pemulangan segera para sandera yang ditawan di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di dekat kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 2 September 2024. Massa menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas untuk membawa pulang tawanan yang tersisa. REUTERS/Ronen Zvulun
Keluarga Sandera Desak Amerika Serikat buat Kesepakatan Sepihak dengan Hamas

Keluarga sandera Amerika Serikat yang ditawan Hamas mendesak Gedung Putih untuk membuat kesepakatan sepihak dengan Hamas dan mengabaikan Israel


Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

2 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengunjungi Universitas Pasukan Khusus Rusia di Gudermes, Rusia 20 Agustus 2024. Sputnik/Vyacheslav Prokofyev/Pool via REUTERS
Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mendukung Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS


Presiden Biden Sampaikan Duka Cita atas Penembakan Georgia

2 hari lalu

Presiden Biden Sampaikan Duka Cita atas Penembakan Georgia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan belasungkawa atas penembakan di sekolah di Georgia


Penembakan di AS Terjadi Lagi, Remaja 14 Tahun Tembak Mati 4 Orang di SMA Georgia

3 hari lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Penembakan di AS Terjadi Lagi, Remaja 14 Tahun Tembak Mati 4 Orang di SMA Georgia

Pelaku penembakan di AS adalah seorang remaja pria berusia 14 tahun. Sebanyak 4 orang tewas dan 9 terluka akibat insiden tersebut.