TEMPO.CO, New York - Sekelompok penghuni di apartemen 'Trump Place' berhasil memenangkan petisi untuk mengubah nama bangunan perumahan milik Donald Trump itu dengan nama yang lain.
Penghuni Trump Place di Riverside Boulevard 140, 160, dan 180 di New York mengajukan petisi kepada pemilik bangunan Equity Residential untuk mendesak supaya nama Trump dihapus.
Petisi online itu disampaikan dengan penjelasan bahwa penghuni merasa 'malu untuk tinggal di bangunan bernama Trump Place karena dikaitkan dengan Trump yang baru saja dipilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
"Kami beranggapan identitas bangunan yang lebih natural akan mewakili semua penguni saat ini dan akan datang," kata juru bicara Equity Residential, seperti yang dilansir CNBC, 15 November 2016.
Petisi yang ditandatangani 600 orang itu mendesak pemilik bangunan mengubah nama perumahan itu, dengan memberi penegasan sehubungan sikap Trump terhadap wanita, imigran, dan orang cacat.
"Kediaman kami adalah ruang pribadi, bangunan yang kami seharusnya merasa bangga dan senang berada di dalamnya setiap hari," kata Linda Gottlieb, salah satu penulis petisi ini.
Pihak Equity Residential kemudian mendengar permohonan itu dan nama Trump Place yang berwarna emas yang ditampilkan di depan perumahan itu akan dihapuskan pada pekan ini. Bangunan itu akan diubah dengan nama baru yang menggunakan nama jalan di daerah itu.
Sementara itu, ketika dimintai keterangannya, seorang juru bicara untuk The Trump Organization mengatakan bahwa perubahan nama itu telah lama disepakati jauh sebelum pencalonan Trump.
Sebuah jajak pendapat online oleh Morning Consult pada akhir Oktober menemukan bahwa hampir 40 persen pemilih mengatakan pencalonan Trump membuat mereka cenderung untuk enggan membeli produk terkait Trump.
Hampir 46 persen mengatakan mereka tidak akan tinggal di sebuah hotel bermerek Trump. Bahkan lebih, 63 persen, mengatakan mereka tidak akan mau bermain golf di lahan milik Trump.
Pada hari pemilihan, calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton memperoleh 87 persen suara di Manhattan, sementara Donald Trump hanya mengumpulkan 10 persen.
DAILY MAIL | CNBC | YON DEMA