TEMPO.CO, New Delhi – Perdana Menteri India Narendra Modi siap dihukum oleh rakyatnya jika masalah yang terjadi akibat penghapusan uang kertas bernilai besar gagal diselesaikan pada akhir tahun ini.
Minggu lalu, India menarik 85 persen uang kertas dari sistem ekonomi negara yang banyak mengandalkan uang tunai meskipun uang penggantinya belum dapat disediakan secukupnya.
Kondisi itu telah memicu huru-hara, terutama dalam kalangan masyarakat miskin, ketika ratusan ribu penduduk terpaksa antre panjang selama beberapa jam di luar bank untuk mengganti uang kertas 500 dan 1.000 rupee di hari ketiga setelah penarikan uang kertas.
Baca:
Dikira Donald Trump, Koki Ini Dikeroyok Tiga Pria Muslim
Rusia Luncurkan Robot Penjaga untuk Lindungi Rudal
Hillary Clinton Sebut FBI Biang Kerok Kekalahannya
Uang dengan nominal 500 dan 2.000 rupee baru akan diterbitkan untuk menggantikan uang yang diambil dari peredaran. Warga bisa mengganti uang lama mereka dengan uang baru di bank dalam 50 hari ke depan. Uang kertas yang masih beredar tak bisa lagi digunakan sebagai alat pembayaran.
Pengumuman tersebut membuat orang antre panjang di gerai ATM yang menawarkan mata uang 100 rupee agar tak kehabisan uang dalam beberapa hari ke depan.
Menurut portal berita Guardian, Modi dalam nada penuh emosi mempertahankan langkah yang diambil pemerintahannya sebagai upaya memerangi korupsi, kegiatan penghindaran pajak, dan pencucian uang.
Modi mengajak rakyat India bersabar dalam menyikapi masalah itu sampai akhir bulan depan sambil menyatakan kesediaannya menerima apa saja bentuk hukuman dari mereka andai hal itu masih belum terselesaikan.
”Saya mohon Anda semua beri saya waktu hingga 30 Desember ini. Jika Anda menemukan ada kekurangan, kesalahan atau niat yang salah di pihak saya, saya akan siap untuk menghadapi apa saja hukuman dari Anda,” ujarnya.
Pengakuan itu dibuat setelah pemerintah mengumumkan masalah tersebut akan berkelanjutan karena keterlambatan percetakan uang kertas baru dan masalah teknis ketika memasukkan uang tersebut ke dalam ATM.
GUARDIAN | CHANNEL NEWS ASIA | INDIAN EXPRESS | YON DEMA