TEMPO.CO, Beijing - Presiden Cina Xi Jinping menyampaikan keinginannya untuk segera bertemu Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Xi menegaskan, kerja sama merupakan satu-satunya pilihan bagi Cina dan Amerika.
Presiden Xi menyampaikan keinginannya sekaligus penegasannya itu kepada Trump dalam percakapan telepon kemarin, 14 November 2016.
"Kerja sama merupakan satu-satunya pilihan yang tepat bagi Cina dan Amerika," kata Xi seperti dikutip dari Xinhua.
Xi melanjutkan, ada peluang penting dan potensi luar biasa dalam kerja sama Cina dan Amerika. "Kedua pihak perlu memperkuat koordinasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di antara mereka dan dunia," ujarnya.
Baca:
Trump-Putin Bertelepon, Ini Isi Percakapannya
Tolak Rp 5,3 M, Donald Trump Hanya Mau Digaji Rp 13 Ribu
Obama Terima Pencari Suaka Australia, Bagaimana Trump?
Presiden Xi tampaknya risau menghadapi sikap Trump yang sejak kampanye pemilihan Presiden Amerika beberapa kali mengkritik Cina. Misalnya, Trump berjanji untuk menaikkan tarif ekspor produk Amerika ke Cina mencapai 45 persen.
Trump juga berjanji akan membatalkan Kesepakatan Paris yang diteken pada akhir Desember 2015. Kerja sama Cina dan Amerika dalam isu perubahan iklim menjadi pendorong adanya kesepakatan itu.
Sejumlah pengamat mengatakan Beijing waspada dengan kemungkinan terjadinya guncangan dalam hubungan kedua negara di masa pemerintahan Trump.
Namun, Cina diuntungkan dengan sikap Trump yang menolak meneruskan kerja sama Trans-Pacific PartnershiP (TPP). Cina tidak diikutkan dalam TPP yang dibentuk di masa Barack Obama sebagai Presiden Amerika.
Sehingga jika TPP dibatalkan, pengaruh Amerika di Asia berkurang sehingga memberi ruang lebih besar bagi Cina untuk memainkan perannya di Asia.
Menurut Yuan Zheng, spesialis isu Amerika di Chinese Academy of Social Science, telepon Xi dan Trump menunjukkan pemimpin Cina ingin mengetahui lebih awal tentang Donald Trump.
Trump dianggap pemimpin Amerika yang paling tak dapat memberikan kepastian dibandingkan dengan beberapa Presiden Amerika sebelumnya. "Dan kepribadiannya yang unik akan membawa perubahan pada kesepakatan-kesepakatan Amerika Serikat dalam hubungan internasional," kata Fu Mengzi, pengamat hubungan Cina-Amerika di China Institute of Contemporary International Relations.
Sebelumnya, pada hari yang sama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump saling bertelepon. Keduanya sepakat mencairkan kembali ketegangan hubungan kedua negara.
SOUTH CHINA MORNING POST | MARIA RITA