TEMPO.CO, Moskow – Buruknya hubungan bilateral Amerika Serikat dengan Rusia sepertinya segera berakhir. Presiden AS terpilih, Donald Trump, mulai menjalin komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Keduanya saling menyapa melalui saluran telepon pada Senin, 14 November 2016.
Dalam percakapan telepon, Trump dan Putin sepakat untuk memperbarui hubungan Washington dengan Moskow. Mengutip Channel News Asia, 15 November 2016, Kremlin menjelaskan, Putin melalui telepon kembali menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan bersejarah dalam pemilihan presiden AS.
Sebelumnya, Putin melalui telegram menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Trump dalam pemilihan Presiden AS. Trump mengalahkan Hillary Clinton, kandidat presiden dari Partai Demokrat.
Dalam percakapan telepon, Kremlin melanjutkan, Putin dan Trump sepakat mendeklarasikan keinginan untuk secara aktif bekerja sama guna menormalkan kembali hubungan kedua negara.
Baca:
Hillary Clinton Sebut FBI Biang Kerok Kekalahannya
Donald Trump Segera Deportasi 3 Juta Imigran Ilegal dari AS
Putin Mundur sebagai Presiden Rusia Tahun 2017, Mengapa?
Putin juga berharap Trump sukses mewujudkan janji-janji kampanyenya. Dan menekankan kesiapaknnya untuk membangun dialog kemitraan dengan pemerintahan baru AS yang berlandaskan kesetaraan, saling menghormati, dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara.
"Mereka sepakat mencari upaya-upaya pemersatu dalam berjuang melawan musuh nomor satu: terorisme dan ekstremis internasional," Kremlin menambahkan. Secara khusus, hal ini ditujukan kepada upaya mengakhiri krisis di Suriah.
Trump, menurut Washington, menantikan untuk membangun kembali hubungan yang kuat dan bertahan lama dengan Rusia serta rakyat Rusia.
Ia juga mendiskusikan tentang ancaman dan tantangan yang dihadapi kedua negara dalam isu ekonomi dan berkaitan dengan hubungan bersejarah AS-Rusia selama 200 tahun.
Selama kampanye pemilihan Presiden AS, Trump dituding mendapat dukungan dari Putin. Bahkan AS sempat mengingatkan Rusia untuk tidak mengganggu proses pemilihan Presiden AS dan menolak permintaan Rusia untuk ikut memantau pemilihan Presiden AS.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA