TEMPO.CO, Moskow - Kabar mengagetkan datang dari situs berita yang dekat dengan Kremlin: Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengundurkan diri dari jabatannya.
Sumber informasi tentang rencana Putin mundur sebagai Presiden Rusia berasal dari Dekan Institut Pemerintah Moskow Bidang Luar Negeri Profesor Valery Solovey.
Dalam wawancara, Solovey mengatakan Putin akan menghindari muncul di hadapan publik pada 2017 untuk beberapa bulan lamanya. Pria berusia 64 tahun itu menderita sakit.
Putin menjabat sebagai Presiden Rusia sejak 7 Mei 2012. Periode masa jabatan Presiden Rusia adalah enam tahun.
Baca:
Unjuk Rasa Terbesar Sejak 1990-an Pecah di Korea Selatan
Trump Pertimbangkan Saran Obama Soal Obamacare
Solovey menolak menjelaskan jenis penyakit yang diderita Putin sehingga harus melepaskan jabatannya sebagai Presiden Rusia. "Biarkan saya tidak menjelaskan lebih lanjut, saya katakan cukup. Dan saya sekali lagi saya tekankan: informasi ini tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Hal itu masih dipertimbangkan," kata Solovey, mengutip dari Daily Mail, 11 November 2016.
Putin telah mempersiapkan penggantinya. Perdana Menteri Dmitry Medvedev dan mantan pengawal pribadi yang juga mantan deputi menteri pertahanan, Alexei Dyumin, merupakan dua nama yang dijagokan untuk menduduki jabatan presiden yang ditinggalkan Putin.
Situs berita Moskovsky Komsomolets menaruh hasil wawancara dengan Solovey di halaman depan dengan memberi judul "Thunderstorm 2017: Putin mungkin akan diganti dalam beberapa bulan".
Namun beberapa jam setelah tayang, berita itu dihapus. Sedangkan Solovey berkukuh bahwa semua informasi itu benar. "Sebelum tahun ini berakhir, para pembaca terhormat akan mendapatkan konfirmasi mengenai segala sesuatu yang disampaikan dalam wawancara," ujarnya.
Lebih dari 50 ribu pengguna media sosial sempat membaca wawancara dengan Solovey. Pihak Kremlin menolak memberikan penjelasan atas informasi yang disampaikan Solovey.
Muncul dugaan Putin mundur sebagai strategi untuk membangun kembali hubungan dengan Barat. Sehingga diperlukan sosok lain yang dianggap mampu bernegosiasi dengan pihak Barat.
DAILY MAIL | MARIA RITA