TEMPO.CO, Diyarbakir - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), pada Jumat, 4 November 2016, menyatakan mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom mobil yang menewaskan sedikitnya sembilan orang di Diyarbakir, selatan Turki.
"Seorang sumber dari internal kantor berita Amaq mengatakan, sejumlah pejuang ISIS meledakkan sebuah kendaraan yang diparkir di depan markas besar kepolisian Turki di Diyarbakir, selatan Turki," kata lembaga intelijen mengutip kabar dari Amaq.
Dalam sebuah pesan suara yang disampaikan pada awal pekan ini, pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi , mengatakan, serangan terhadap Turki seperti yang dilakukan terhadap Arab Saudi. "Para pejuang kami tetap mengusai Mosul di Irak," ucapnya.
Ankara telah menempatkan sejumlah pasukan di pangkalan mililter di luar Kota Mosul. Hal itu terkait dengan kebijakan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang akan melakukan intervensi militer ke Irak guna menumpas ISIS.
"Serangan Turki ke Irak bersama pasukan koalisi untuk menumpas ISIS di sana," kata Bulent Aliriza, Direktur Proyek Turki di Centre for Strategic and International Studies, Washington, kepada Al Jazeera.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN