TEMPO.CO, Seoul- Seorang pria di Korea Selatan ditahan polisi setelah menggunakan alat berat untuk menghancurkan sebuah bangunan yang digunakan untuk menyelidiki Choi Soon-sil, tersangka skandal politik yang melibatkan presiden Park Geun-hye.
Pria berusia 45 tahun tersebut membawa excavator untuk merangsek masuk ke dalam ruang jaksa yang sedang menyelidiki Choi Soon Sil. Choi dianggap sebagai presiden bayangan negeri gingseng tersebut.
Seperti yang dilansir Asia Correspondent pada 1 November 2016, pria yang dirahasiakan identitasnya tersebut mengendarai excavator kuning besar tersebut dari Sunchang, Jeolla Utara, 360 kilometer selatan Seoul, pada Selasa, 1 November 2016 dini hari.
Baca:
Siarkan Ali Khamenei Selfie, Direktur TV di Mesir Undur Diri
Ibu dan 2 Anaknya Asal Suriah Tewas dalam Freezer di Denmark
Dia kemudian tiba di Kantor Kejaksaan Agung Korea Selatan pada pukul 08.20 waktu setmpat dan memulai aksinya dengan menabrak gerbang. Seorang penjaga keamanan berusia 60 tahun terluka dalam peristiwa itu setelah berupaya untuk menghentikan aksi nekat pria itu.Beruntung polisi segera menghentikan aksinya sebelum korban bertambah.
Dalam pernyataannya, pihak kepolisian tidak memberikan rincian terkait identitas pelaku dan apakah proses penyelidikan terhadap Choi tengah berlangsung atau tidak.
Choi Soon-sil, 60 tahun, merupakan figur utama dalam pusaran krisis politik di Korea Selatan (Korsel) saat ini. Bermodalkan persahabatan selama 40 tahun dengan Presiden Park Geun-hye, Choi mengintervensi pemerintahan bahkan meraup keuntungan jutaan dollar Amerika Serikat.
Choi ikut menentukan kebijakan pemerintahan Park. Ia merumuskan pidato kenegaraan, mengedit pidato-pidato Presiden Park, memiliki akses ke dokumen-dokumen rahasia negara, dan mendikte kebijakan penting di bidang ekonomi, pertahanan, dan luar negeri Korea Selatan.
Bahkan dengan kelihaiannya Choi memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Park dengan meraup uang US$ 70 juta atau Rp 913,1 miliar dari para konglomerat perusahaan ternama seperti Samsung dan Hyundai untuk membiayai dua lembaga non-profitnya.
Choi juga memaksa pihak universitas terpandang di Korea Selatan untuk mengubah kriteria calon mahasiswa untuk masuk ke universitas itu, sehingga anak perempuannya lolos masuk universitas tanpa bersusah payah.
Media menggambarkan Choi seperti figur Grigori Rasputin, pemimpin mistis yang dekat dengan raja Nicholas II, Kaisar terakhir Rusia. Choi memberikan pengaruh buruk kepada Presiden Park dengan ritual mistisnya.
Choi pun telah mengakui perbuatannya dan meminta maaf serta mengatakan bahwa dirinya layak mati karena telah menyakiti warga Korea Selatan.
Skandal ini terungkap pekan lalu ketika jaringan TV kabel lokal JTBC mengungkapkan bukti bahwa Choi telah menerima dokumen rahasia dan mempengaruhi urusan pemerintahan.
Marah dengan skandal tersebut, puluhan ribu warga Korea Selatan melakukan unjuk rasa di sejumlah kota yang dimulai pada Sabtu malam, 29 Oktober dan diperkirakan hingga 12 November. Mereka menuntut Park mundur dari jabatannya sebagai presiden. Park sudah menjabat selama 4 tahun dari 5 tahun periodenya sebagai presiden Korea Selatan.
ASIA CORRESPONDENT|YON DEMA