Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kalah Gugatan, Johnson & Johnson Bayar Wanita Ini Rp 914,5 M

image-gnews
Ilustrasi bedak bayi. Guardian.com
Ilustrasi bedak bayi. Guardian.com
Iklan

TEMPO.CO, Washington- Seorang wanita dari California, Amerika Serikat (AS)  berhasil memenangkan tuntutan sebesar US$ 70 juta  atau Rp 914,5 miliar terhadap produsen farmasi multinasional, Johnson & Johnson (J&J).  Deborah Giannecchini, 62 tahun, menggugat J & J terkait produk bedak bayi yang diduga telah menyebabkan dirinya menderita kanker ovarium.

Menurut GIannecchini, ia menggunakan bedak bayi tersebut selama lebih dari empat dekade. Pemakaian beda bayi ini menyebabkan ia menderita kanker ovarium. Dokter mendiagnosa Giannecchini menderita kanker ovarium pada tahun 2012.

Sejak itu ia telah menjalani beberapa operasi dan kemoterapi dan dokter yang merawatnya mengklaim bahwa usianya tidak lama lagi. Ia kemungkinan meninggal dalam dua tahun ke depan.

Dalam gugatannya, Giannecchini menuduh J & J telah bertindak lalai dalam membuat dan memasarkan produk bedak bayinya.

Baca:
Duterte Berjanji Tak Ucapkan Makian Lagi Setelah Ditegur Tuhan
Operasi Narkoba Presiden Duterte Tembak Mati Wali Kota
Di Navigasi Hainan Airlines, Israel Masuk Wilayah Palestina

Proses persidangan yang berlangsung di Pengadilan St. Louis Circuit  pada Kamis, 27 Oktober 2016 menghasilkan  sebanyak 10 juri dari 12 juri memutuskan untuk memenangkan gugatan Giannecchini. Butuh tiga jam untuk sampai pada putusan itu.

Juri menemukan J & J  gagal untuk memperingatkan masyarakat terkait kandungan berbahaya dalam produknya, seperti Shower-to-Shower produk dan Johnson Baby Powder.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Juri lantas memerintahkan J & J membayar ganti rugi sebesar US$ 65 juta atau Rp 849,2 miliar  ditambah US$ 2,5 juta atau Rp 32,6 miliar untuk biaya medis dan rasa sakit serta penderitaan Giannecchini selain US$ 2,5 juta ganti rugi dari Imerys Talk, distributor resmi bedak tersebut.

"Kami sangat senang juri melakukan hal yang benar. Mereka sekali lagi kembali menegaskan perlunya Johnson & Johnson untuk memperingatkan masyarakat tentang risiko kanker ovarium yang terkait dengan produknya," kata Jim Onder, pengacara penggugat.

Juru bicara J & J,  Carol Goodrich mengatakan akan mengajukan banding terhadap keputusan itu dan menyatakan banding atas putusan juri.  "Kami sangat bersimpati dengan wanita itu dan keluarganya yang terkena dampak kanker ovarium," kata Goodrich seperti yang dilansir Metro.UK pada 28 Oktober 2016.

Ini bukan pertama kalinya J & J yang berkantor pusat di New Brunswick, New Jersey, AS alah dalam gugatan yang diajukan pelanggannya terkait penyakit yang disebabkan produknya.

Pada Mei lalu, juri di pengadilan St. Louis memerintahkan perusahaan itu untuk membayar US$ 55 juta (Rp 718,5 miliar) kepada seorang korban di South Dakota. Sebelumnya pada Februari, juri juga memenangkan gugatan sebesar US$ 72 juta (Rp 940,6 miliar) untuk kerabat seorang wanita Alabama yang meninggal karena kanker ovarium.

METRO.UK|ST LOUIS TODAY|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

3 jam lalu

Puluhan aktivis pembela HAM dan tokoh masyarakat bersama Amnesty International Indonesia menggelar aksi unjuk rasa Menolak Kejahatan Kemanusian di Gaza di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023. Dalam aksinya para aktivis menyerukan negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat harus didesak untuk memastikan Israel menghentikan serangan besar-besaran ke Gaza sekaligus mengakhiri penindasan sistem Apartheid kepada warga Palestina. TEMPO/Subekti.
Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

1 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

1 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

1 hari lalu

Sejumlah penari menari pada peringatan Hari Bumi di Taman Hutan Raya Juanda, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 April 2021. Tujuh orang penari yang berasal dari sanggar tari Bongkeng Art Space membawakan tarian alam selama tujuh jam tanpa henti untuk memperingati Hari Bumi. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

Kilas balik Hari Bumi yang lahir dari kepedulian Senator Amerika Serikat dan gerakan mahasiswa tahun 1970-an.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


Kilas Balik Peresmian Perpustakaan Digital Dunia

1 hari lalu

Ilustrasi Perpustakaan. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Kilas Balik Peresmian Perpustakaan Digital Dunia

Tujuan lain dari dibentuknya perpustakaan digital dunia ini adalah membuat koleksi karya penting dari seluruh dunia secara digital.


Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

1 hari lalu

Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. AP
Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 21 April 2024 masih berkutat seputar konflik terbaru Iran-Israel.


Jalan Panjang Negara Palestina Jadi Anggota Penuh PBB Kembali Terhenti

2 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Jalan Panjang Negara Palestina Jadi Anggota Penuh PBB Kembali Terhenti

Sebagian besar negara di dunia termasuk negara-negara anggota OKI, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, dan ASEAN telah mengakui keberadaan Negara Palestina.