TEMPO.CO, Wichita, Kansas - Biro investigasi Amerika Serikat membongkar rencana kelompok militan bersenjata, The Crusader, untuk mengebom kompleks apartemen yang dihuni para imigran asal Somalia di Wichita, Kansas, sehari setelah pemilihan Presiden Amerika Serikat.
FBI menangkap tiga orang yang diduga anggota kelompok The Crusader, yang diidentifikasi bernama Curtis Allen, 49 tahun, Gavin Wright (49), dan Patrick Stein (47) pada Jumat lalu, 14 Oktober 2016.
Tiga tersangka peledakan apartemen ini didakwa merancang kejahatan teroris dalam negeri. "Individu-individu ini berniat, dari cara dan kemampuannya, hendak melakukan aksi terorisme," kata Eric Jackson, agen khusus FBI yang menangani kasus ini, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca:
Korea Utara: Kami Tembakkan Nuklir Jika AS Mengancam
21 Anak yang Diculik Boko Haram Bertemu Orang Tua
Kelompok militan The Crusader berencana mengebom apartemen di Wichita pada 9 November mendatang atau sehari setelah pemilihan Presiden Amerika Serikat. The Crusader telah mempersiapkan bahan peledak dan senjata yang akan digunakan untuk meledakkan apartemen itu sehari setelah pemilihan Presiden Amerika Serikat. Kelompok militan ini juga mempublikasikan sebuah manifesto mengenai rencana teror tersebut.
Baca Juga:
Menurut Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Nihad Awad, rencana pengeboman apartemen di Wichita ini merupakan upaya anti-muslim yang diduga didalangi kelompok sayap kanan dari Partai Republik, khususnya yang mendukung Donald Trump sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat.
"Partai Republik menggunakan setiap media sebagai tempat menjelekkan muslim di Amerika Serikat dan di luar, memberikan amunisi untuk kelompok yang membenci dan pembenaran untuk memerangi muslim Amerika," ujar Awad.
Juru bicara masyarakat Islam di Wichita, Hussam Madi, bersyukur para pelaku teror dari The Crusader telah ditangkap. "Kami tidak ingin aksi seperti ini terjadi di sini, di komunitas kami dan negara kami," tuturnya.
AL JAZEERA | MARIA RITA